Sabtu, 16 Oktober 2021

KAMI JUGA PUNYA DALIL

 

Kami Juga Punya Dalil !


Ketahuilah, bahwa sebagian saudara-saudara kita kaum Muslimin yang membolehkan untuk mengadakan perayaan maulid Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa sallam, mereka mengaku mempunyai Dalil-dalil atau Hujjah atau Argumentasi, yang mendukung atau menunjukkan bolehnya melakukan perayaan Maulid tersebut.


Atau dengan kata lain, mereka mengatakan : *"Kami Juga Punya Dalil" tentang dibolehkannya mengadakan perayaan Maulid Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.


*Benarkah ?*


Ya, benar ! Mereka juga punya dalil.


Tetapi, kalau kita perhatikan dalil-dalil mereka tersebut dalam permasalahan ini, maka semua dalil tersebut tidak terlepas dari 4 (empat) keadaan, yaitu :


1. Ayat-ayat atau hadits yang dijadikan dalil tersebut adalah shahih, tetapi tidak tepat dalam pendalilan, alias keliru, dan cenderung dipaksa-paksakan, untuk mendukung argumentasi mereka.


2. Hadits-hadits yang dijadikan dalil, kebanyakannya Dha’if (lemah), sangat lemah, bahkan ada yang Maudhu’ (palsu), yang itu semua tidak layak dijadikan dalil.


3. Mereka juga menukilkan perkataan atau pendapat sebagian ulama untuk dijadikan dalil, padahal perkataan atau pendapat para ulama itu bukan sebagai dalil, jika menyelisihi dalil-dalil yang shahih dari Al-Qur’an maupun dari As-Sunnah.


Pokoknya yang penting ada ulama yang berfatwa membolehkan, ada dalil yang mendukungnya ataupun tidak, maka para ulama itu akan diikuti dengan cara membabi buta (taqlid), dan dijadikan senjata untuk mendukung pendapat mereka.


4. Seringkali pula, mereka *membuat-buat alasan-alasan yang dipaksakan*, untuk mencapai tujuan/keinginan mereka yang rusak tersebut, yaitu tetap menginginkan diadakannya Maulid, meskipun jelas-jelas bukan perkara yang disyari’atkan dalam agama lslam ini.  


Demikian itulah keadaannya dan kenyataannya, dari dalil-dalil yang mereka gunakan.


Dan insya Allah, akan kita sebutkan sebagian dari dalil-dalil mereka tersebut, berikut jawaban dan bantahannya, sesuai dengan yang dimudahkan oleh Allah Ta’ala untuk menerangkannya.


Insya Allah, akan kami sebutkan dan jelaskan dalam pembahasan pada Fawaid yang berikutnya, secara berkala dan bersambung .....


Nas-alulloha At-Taufiq wal Istiqomah

Semoga bermanfaat bagi kita semuanya.


Di tulis oleh: Ustadz Abu Abdirrohman Yoyok WN Sby


----------------

Rabu, 13 Oktober 2021

HUKUM MEMBUKA WAJAH MAYAT SAAT DI KUBURKAN


 Hukum Membuka Wajah Mayat Saat di Kuburkan


Syaikh Masyhur bin Hasan hafidzahullahu berkata:

"Sebagian orang melakukan hal itu pada mayat dan berhujjah dengan atsar-atsar yang sharih, tapi tidak shahih. Seperti, Atsar tabi'in Adh Dhohak yang berwasiat agar wajahnya dibuka".  [Dikeluarkan oleh ibnu abi Syaibah dalam Mushonnaf no 11795].

Namun sanadnya dho'if (lemah) karena ada perawi yang lemah yang bernama Juwaibir.

Juga berhujjah dengan riwayat ibnu 'Umar yang berkata: 

"Apabila kalian menurunkan aku ke liang lahat, maka tempelkan pipiku ke tanah."

Namun atsar ini tidak ditemukan sanadnya. Kalaupun misalnya shahih, akan tetapi tidak sharih menunjukkan membuka wajah. [Al Qoulul Mubin fii munkarotil janaiz hal. 460-461]

Lajnah Daaimah ditanya tentang hukum membuka wajah mayat saat dikuburkan. 

Mereka menjawab:

لا نعلم دليلا يدل على كشف وجه الميت في القبر، بل ظاهر الأدلة الشرعية يدل على أنه لا يكشف؛ ذكرا كان أو أنثى؛ لأن الأصل تغطية الوجه كسائر بدنه، إلا أن يكون الرجل محرما فلا يغطى

"Kami tidak mengetahui adanya dalil membuka wajah mayat di kubur, Justru lahiriyah dalil-dalil syariat menunjukkan tidak dibuka, baik laki-laki maupun wanita, Karena pada asalnya adalah ditutup wajahnya, sebagaimana badannya, Kecuali orang yang sedang berihram, maka tidak boleh ditutup." [Fatwa Lajnah Daaimah]

Allabu a'alam

Semoga bermanfaat

Di tulis oleh : Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc hafzhahullah ta'ala

BENARKAH NAMA MALAIKAT PENCATAT AMAL ITU ROQIB DAN 'ATID ?


 Benarkah Nama Malaikat Pencatat Amal itu Raqib dan Atit?

Bismillah, wassholaatu wassalam ala Rasulillah, waba’du.

Informasi yang kita dapatkan terkait Roqib dan Atid, adalah nama dua malaikat pencatat amal. Roqib adalah malaikat yang mencatat amal baik, sedangkan Atid adalah pencatat amal buruk. Pernyataan ini disimpulkan dari firman Allah ta’ala,

إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ (17) مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ (18)

"Wahai manusia, ingatlah ketika dua malaikat yang ditugaskan mencatat amal setiap amal manusia saling bertemu. Yang satu berada di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kirinya. Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya Raqib dan Atid." (QS. Qaaf: 17-18).

Namun yang mengejutkan, setelah kita mempelajari penjelasan para ulama, tentang makna Raqib dan ‘Atid pada ayat ini, ternyata tidak menunjukkan bahwa kedua sebutan ini adalah nama daripada dua malaikat pencatat amal.

Para ulama menjelaskan, bahwa raqib dan atid ini adalah dua sifat yang dimiliki oleh malaikat pencatat amal perbuatan, bukan sebagai nama dua malaikat. Jadi roqib itu sifat dan atid itu sifat. Sehingga pemaknaan yang tepat, malaikat pencatat amal yang berada di sebelah kanan memiliki sifat raqib dan atid. Demikian pula yang disebelah kiri, memiliki sifat raqib dan atid.

Lalu apa makna raqib dan apa makna atid?

Imam Qurtubi menjelaskan dalam kitab tafsir beliau,

Terkait makna Raqib ada tiga pendapat :

1. Yang senantiasa mengikuti

2. Penjaga, ini dinyatakan oleh As-Suddi

3. Saksi, dinyatakan oleh Ad-Dhohak.

Adapun Atid, ada dua pendapat :

1. Yang senantiasa menyertai tanpa pernah absen

2. Penjaga yang disiagakan untuk menjaga hamba atau sebagai saksi atas amal perbuatan seorang hamba.

(Lihat kitab tafsir beliau, Al-Jami’ Li Ahkam Al-Quran, untuk tafsiran surat Qaf ayat 18).

Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin memberikan kesimpulan tentang makna Raqib dan Atid. Beliau menjelaskan,

(رقيب ) مراقب ليلاً ونهاراً ، لا ينفك عن الإنسان . ( عتيد ) حاضر ، لا يمكن أن يغيب ويوكل غيره ، فهو قاعد مراقب حاضر ، لا يفوته شيء.

"Raqib adalah yang senantiasa mengawasi siang dan malam, tidak pernah berpisah dengan manusia. Atid maknanya, yang senantiasa hadir, tidak mungkin absen atau mewakilkan tugas kepada yang lain. Dia selalu berada memgawasi dan hadir. Tidak ada satupun yang terluput.

(Tafsir Al-Qur’an Al-Karim, Ibnu ‘Utsaimin, hal. 93. Surat Al-Hujurat – Al Hadid).

Syaikh Sulaiman Al-Asyqor dalam buku beliau A’lam Al-Malaikah (Alam-Alam Malaikat), menyampaikan kritikan terhadap pernyataan yang menyebutkan bahwa raqib dan atid adalah nama dua malaikat pencatat amal,

يذكر بعض العلماء أن من الملائكة من اسمه رقيب وعتيد ، استدلالاً بقوله تعالى : ( ما يلفظ من قولٍ إلاَّ لديه رقيب عتيدٌ ) وما ذكروه غير صحيح ، فالرقيب والعتيد هنا وصفان للملكين اللذين يسجلان أعمال العباد ، ومعنى رقيب وعتيد أي : ملكان حاضران شاهدان ، لا يغيبان عن العبد ، وليس المراد أنهما اسمان للملكين

"Sebagian ulama menyebutkan, bahwa diantara malaikat ada yang bernama Raqib dan Atid. Berdalil dengan firman Allah ta’ala, “Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya Raqib dan Atid.” Pernyataan mereka ini kurang tepat. Raqib dan Atid di sini maksudnya adalah dua sifat yang melekat pada dua malaikat yang mencatat amal perbuatan para hamba. Raqib dan atid maknanya, dua malaikat yang senantiasa hadir (di sisi manusia) dan menjadi saksi, dua malaikat yang tidak pernah absen dari seorang hamba. Dan bukanlah makna yang dimaksud, bahwa raqib dan atid ini adalah nama untuk dua malaikat."

(A’lam Al-Malaikah, hal. 18).

Lantas siapa nama dua malaikat pencatat amal ini?

Bila kita melihat tekstual surat Qaf ayat 17 di atas, hanya disebutkan malaikat yang berada di sebelah kiri dan malaikat di sebelah kanan. Tidak ada dalil yang menjelaskan namanya. Maka, sikap yang tepat adalah mengikuti istilah-istilah yang digunakan oleh dalil. Kaidah yang berlaku dalam masalah iman kepada malaikat, di jelaskan oleh Syaikh Abdulkarim al-Hudair dalam salah satu sesi ceramah beliau,

ومنهم من بقي على الغيب، إنما أخبرنا عنه إجمالاً، فنؤمن به إجمالاً، وما أخبرنا عنه تفصيلاً يجب علينا أن نؤمن به تفصيلاً

"Di antara malaikat ada yang tidak dikabarkan nama dan tugasnya, hanya dikabarkan secara global saja. Maka kita imani secara global. Malaikat yang dikabarkan kepada kita secara detail (seperti nama, tugas dan sifatnya), kita imani secara detail pula."

(http://shkhudheir.com/lecture/1569280081)

Di samping itu, pengetahuan terkait nama malaikat pencatat amal ini, tidak berpengaruh pada tambah dan berkurangnya amal. Cukup bagi seorang mengetahui subtansinya itu sudah cukup untuk memupuk ketakwaan. Yaitu ada malaikat yang berada di sebelah kanan, mencatat amal kebaikan dan malaikat di sebelah kiri kita, yang tugasnya mencatat amal keburukan.

Dari Abu Umamah, bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

ان صاحب الشمال ليرفع القلم ست ساعات عن العبد المسلم المخطئ, فان ندم واستغفر الله منها ألقاها, والا كتبت واحدة

"Sesungguhnya malaikat yang berada di sebelah kiri, akan mengangkat penanya selama enam jam, dari mencatat amal seorang hamba yang berbuat dosa. Jika dia menyesal dan memohon ampun kepada Allah atas dosa itu, maka malaikat itu tidak akan mencatatnya. Jika tidak, maka dosa itu akan dicatat sebagai satu dosa."

(HR. Tabrani, dinilai shahih dalam Shahih Al-Jami’ 2/212).

Demikian..


Wallahua’lam bis showab.


*******


Sumber: https://konsultasisyariah.com


Oleh: Ahmad Anshori, Lc


HALALKAH MAKANAN MAULID NABI ?


 Halalkah Makanan Maulid Nabi?


Oleh: Ustadz Dr. Aris Munandar, M.P.I.



Pertanyaan:


Bolehkan memakan makanan yang dibagikan dalam acara peringatan maulid nabi?



Jawaban:


Tidak ada dalam ajaran Islam yang murni suatu acara yang disebut dengan peringatan maulid nabi. Para sahabat, tabiin, imam mazhab yang empat ataupun ulama yang semasa dengan mereka mengenal acara ini dalam agama ini.


Acara maulid nabi itu pertama kali diada-adakan oleh para ahli bid'ah tepatnya orang-orang Bathiniah (sekte Syi'ah yang sangat ekstrem. Kemudian banyak orang yang ikut-ikutan mengadakan acara ini, padahal para ulama di sepanjang zaman dan dari berbagai kota mengingkarinya.


Menimbang hal di atas maka semua hal yang dikhususkan oleh banyak orang pada hari maulid nabi semisal mengadakan perayaan dan keramaian serta acara makan-makan itu tergolong kegiatan yang haram karena mereka ingin dengan kegiatan tersebut menyemarakkan hari raya yang mengada-ada dalam agama kita.


Syeikh Salih Al-Fauzan dalam Bayan li Akhta’ Ba’dhil Kuttab Hal. 268-270 mengatakan,


“Sangatlah jelas adanya perintah untuk mengikuti syariat Allah dan rasul-Nya dalam Al Quran dan sunnah disamping larang membuat amalan mengada-ada dalam agama.


Allah ta'ala berfirman,


قُلْ إِنْ كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ


"Katakanlah jika memang benar-benar mencintai Allah maka ikutilah aku niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian"

(QS. Ali Imran:31).


اتَّبِعُواْ مَا أنزل إِلَيْكُم مِّن رَّبِّكُمْ وَلاَ تَتَّبِعُواْ مِن دُونِهِ أَوْلِيَاء قَلِيلًا مَّا تَذَكَّرُونَ


"Ikutilah ajaran yang diturunkan kepada kalian dari Rab kalian dan janganlah kalian mengikuti tandingan-tandingan Allah. Sungguh sedikit orang yang mau mengambil pelajaran."

(QS. Al A’raf:3).


وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُواْ السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ


“Sesungguhnya inilah jalan-Ku yang lurus. Ikutilah jalan tersebut dan janganlah kalian mengikuti berbagai jalan yang hanya akan menyimpangkan kalian dari jalan-Nya”

(QS. Al-An’am: 153).


Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


إن أصدق الحديث كتاب الله، وخير الهدي هدي محمد ، وشر الأمور محدثاتها


"Sesungguhnya perkataan yang paling benar adalah firman Allah dan sebaik-baik petunjuk beragama adalah petunjuk Muhammad dan sejelek-jelek urusan dalam agama adalah berbagai perkara yang diada-adakan."

(HR. Nasai, no. 1578, dinilai sahih oleh Al-Albani)


من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد  وفي رواية لمسلم :  من عمل عملًا ليس عليه أمرنا فهو رد


"Siapa saja yang mengada-ada dalam agama ini sesuatu yang sebenarnya bukanlah bagian darinya maka hal yang diada-adakan tersebut itu tertolak”

(HR Bukhari dan Muslim dari Aisyah). 


Dalam salah satu riwayat Muslim, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


“Siapa saja yang melakukan amalan yang tidak kami ajarkan maka amalan tersebut tertolak.”


Diantara amalan mengada-ada yang dibuat oleh sebagian orang adalah acara peringatan maulid nabi yang di adakan pada bulan Rabiul Awal. Bentuk acara peringatan ini beragam:


Ada yang berupa sekedar kumpul-kumpul lalu dibacakan kisah kelahiran nabi, ada juga yang berisi ceramah dan syair yang dibacakan dalam kesempatan tersebut, ada juga berupa membuat makanan, kue, dll yang disuguhkan kepada semua hadirin, ada yang mengadakan acara tersebut di masjid, ada juga yang mengadakannya di dalam rumah, ada juga yang tidak mencukupkan diri dengan hal-hal di atas namun acara kumpul-kumpul ini dicampuri berbagai hal yang haram dan kemungkaran semisal campur baur laki-laki dan perempuan, tarian dan nyanyian. Bahkan ada yang dicampuri dengan kemusyrikan berupa berdoa meminta sesuatu kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam.


Peringatan maulid nabi dengan berbagai bentuk dan ragamnya serta beragam niat orang-orang yang melakukannya tidak disangsikan lagi sebagai amalan mengada-ada yang baru muncul jauh setelah tiga generasi emas Islam.


Pencetus pertama yang mengadakan acara maulid nabi adalah Al-Muzhaffar Abu Said Kubburi, Raja Irbil pada akhir abad keenam atau awal abad ketujuh hijriah sebagaimana penuturan banyak ahli tafsir semisal Ibnu Katsir, Ibnu Khalikan, dll.


Abu Syamah mengatakan,


“Orang yang pertama kali mengadakan peringatan maulid nabi di daerah Al-Mushil adalah Umar bin Muhammad Al-Mula, seorang shalih yang terkenal. Raja Irbil dan lainnya tidak lain hanyalah meneladani Umar bin Muhammad.


Ibnu Katsir dalam Bidayah 13:137 ketika menjelaskan biografi Abu Said Kubburi mengatakan,


“Ia yang mengadakan maulid dengan bentuk perayaan besar-besaran pada bulan Rabiul Awal. As-Sabth mengatakan, “Sebagian orang yang menyaksikan hidangan makanan yang disajikan oleh Al-Muzhaffar dalam salah satu acara peringatan maulid nabi bercerita bahwa ketika itu Al-Muzhaffar menyediakan lima ribu kepala kambing panggang, sepuluh ribu ayam, seratus ribu mangkuk besar, dan tiga puluh ribu piring berisi kue-kue. Al-Muzhaffar juga menyelenggarakan pentas nyanyi sufi dari siang sampai pagi berikutnya bahkan Al-Muzhaffar ikut menerima bersama para sufi dalam acara tersebut.”


Jadi perkara paling penting yang digunakan oleh para penggemar maulid adalah membuat beragam makanan lalu membagikannya dan mengajak orang untuk turut menikmatinya. Sehingga seorang muslim yang bersama mereka melakukan aktivitas ini dengan memakan makanan yang mereka sediakan dan duduk di jamuan mereka, tidak diragukan lagi ia dikategorikan turut memeriahkan acara bid'ah dan membantu terselenggarakannya perayaan tersebut. Padahal Allah melarang tolong-menolong dalam dosa dalam firman-Nya


وَتَعَاوَنُواْ عَلَى الْبرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُواْ عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ) المائدة


"Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa dan janganlah kalian tolong menolong dalam dosa dan pelanggaran”

(QS. Al-Maidah: 2).


Oleh karena itulah terdapat fatwa-fatwa ulama yang mengharamkan untuk memakan makanan yang dibagikan pada saat peringatan maulid nabi ataupun acara bidah lainnya.


Syekh Ibnu Baz sebagaimana dalam Majmu Fatawa-nya 9:74 mendapatkan pertanyaan sebagai berikut,


“Apa hukum sembelihan yang ada dalam acara peringatan maulid nabi?”.


Syeikh menjawab dengan cara merinci status hukum untuk sembelihan tersebut menjadi dua:


Pertama, Jika disembelih untuk shahibul maulid (baca: mendekatkan diri kepada nabi) maka ini adalah kemusyrikan besar.


Kedua, Jika disembelih untuk dimakan maka tidak mengapa memakannya namun seyogyanya tidak memakan sembelihan tersebut sebagaimana tidak menghadiri dan mendatangi acara peringatan maulid nabi dalam rangka mengingkari acara tersebut dengan ucapan dan dengan perbuatan.


Akan tetapi diperbolehkan menghadiri acara peringatan maulid nabi jika dalam rangka menasihati mereka dengan catatan tidak ikut memakan makanan yang disediakan dan tidak pula mengikuti acara-acara tertentu dalam rangka peringatan maulid nabi. Demikian fatwa dan penjelasan Syeikh Ibnu Baz dalam masalah ini.”


_________________


Referensi: alsalafway.com


Sumber: https://konsultasisyariah.com



Senin, 11 Oktober 2021

WASPADA ‼️ INILAH 63 DAFTAR PENERBIT BUKU-BUKU SESAT SYI'AH LAKNATULLAH

Waspada ‼️ Inilah 63 Daftar Penerbit Buku-Buku Sesat Syi'ah Laknatullah



01) PENERBIT : LENTERA


1. Akhlak Keluarga Nabi, Musa Jawad Subhani


2. Ar-Risalah, Syaikh Ja’far Subhani


3. As-Sair Wa As-suluk, Sayid Muhammad Mahdi Thabathaba’i Bahrul Ulum


4. Bagaimana Membangun Kepribadian Anda, Khalil Al Musawi


5. Bagaimana Menjadi Orang Bijaksana, Khalil al-Musawi


6. Bagaimana Menyukseskan Pergaulan, Khalil al-Musawi


7. Belajar Mudah Tasawuf, Fadlullah Haeri


8. Belajar Mudah Ushuluddin, Syaikh Nazir Makarim Syirasi


9. Berhubungan dengan Roh, Nasir Makarim Syirazi


10. Ceramah-Ceramah (1), Murtadha Muthahhari


11. Ceramah-Ceramah (2), Murtadha Muthahhari


12. Dunia Wanita Dalam Islam, Syaikh Husain Fadlullah


13. Etika Seksual dalam Islam, Murtadha Muthahhari


14. Fathimah Az-Zahra, Ibrahim Amini


15. Fiqih Imam Ja’far Shadiq [1], Muhammad Jawad Mughniyah


16. Fiqih Imam Ja’far Shadiq Buku [2], Muh Jawad Mughniyah


17. Fiqih Lima Mazhab, Muh Jawad Mughniyah


18. Fitrah, Murthadha Muthahhari


19. Gejolak Kaum Muda, Nasir Makarim Syirazi


20. Hak-hak Wanita dalam Islam, Murtadha Muthahhari


21. Imam Mahdi Figur Keadilan, Jaffar Al-Jufri (editor)


22. Kebangkitan di Akhirat, Nasir Makarim Syirazi


23. Keutamaan & Amalan Bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadhan,Sayid Mahdi al-Handawi


24. Keluarga yang Disucikan Allah, Alwi Husein, Lc


25. Ketika Bumi Diganti Dengan Bumi Yang Lain, Jawadi Amuli


26. Kiat Memilih Jodoh, Ibrahim Amini


27. Manusia Sempurna, Murtadha Muthahhari


28. Mengungkap Rahasia Mimpi, Imam Ja’far Shadiq


29. Mengendalikan Naluri, Husain Mazhahiri


30. Menumpas Penyakit Hati, Mujtaba Musawi Lari


31. Metodologi Dakwah dalam Al-Qur’an, Husain Fadhlullah


32. Monoteisme, Muhammad Taqi Misbah


33. Meruntuhkan Hawa Nafsu Membangun Rohani, Husain Mazhahiri


34. Memahami Esensi AL-Qur’an, S.M.H. Thabatabai


35. Menelusuri Makna Jihad, Husain Mazhahiri


36. Melawan Hegemoni Barat, M. Deden Ridwan (editor)


37. Mengenal Diri, Ali Shomali


38. Mengapa Kita Mesti Mencintai Keluarga Nabi Saw, Muhammad Kadzim Muhammad Jawad


39. Nahjul Balaghah, Syarif Radhi (penyunting)


40. Penulisan dan Penghimpunan Hadis, Rasul Ja’farian


41. Perkawinan Mut’ah Dalam Perspektif Hadis dan Tinjauan Masa Kini, Ibnu Mustofa (editor)


42. Perkawinan dan Seks dalam Islam, Sayyid Muhammad Ridhwi


43. Pelajaran-Pelajaran Penting Dalam Al-Qur’an (1), Murtadha Muthahhari


44. Pelajaran-Pelajaran Penting Dalam Al-Qur’an (2), Murtadha Muthahhari


45. Pintar Mendidik Anak, Husain Mazhahiri


46. Rahasia Alam Arwah, Sayyid Hasan Abthahiy


47. Suara Keadilan, George Jordac


48. Yang Hangat dan Kontroversial dalam Fiqih, Ja’far Subhani


49. Wanita dan Hijab, Murtadha Muthahhari


 --------------------


*02) PENERBIT : PUSTAKA HIDAYAH*


1. 14 Manusia Suci, WOFIS IRAN


2. 70 Salawat Pilihan, Al-Ustads Mahmud Samiy


3. Agama Versus Agama, Ali Syari’ati


4. Akhirat dan Akal, M Jawad Mughniyah


5. Akibat Dosa, Ar-Rasuli Al-Mahalati


6. Al-Quran dan Rahasia angka-angka, Abu Zahrah Al Najdiy


7. Asuransi dan Riba, Murtadha Muthahhari


8. Awal dan Sejarah Perkembangan Islam Syiah, S Husain M Jafri


9. Belajar Mudah Ushuluddin, Dar al-Haqq


10. Bimbingan Keluarga dan Wanita Islam, Husain Ali Turkamani


11. Catatan dari Alam Ghaib, S Abd Husain Dastaghib


12. Dari Saqifah Sampai Imamah, Sayyid Husain M. Jafri


13. Dinamika Revolusi Islam Iran, M Riza Sihbudi


14. Falsafah Akhlak, Murthadha Muthahhari


15. Falsafah Kenabian, Murthada Muthahhari


16. Gerakan Islam, A. Ezzati


17. Humanisme Antara Islam dan Barat, Ali Syari’ati


18. Imam Ali Bin Abi Thalib & Imam Hasan bin Ali Ali Muhammad Ali


19. Imam Husain bin Ali & Imam Ali Zainal Abidin Ali Muhammad Ali


20. Imam Muhammad Al Baqir & Imam Ja’far Ash-Shadiq Ali Muhammad Ali


21. Imam Musa Al Kadzim & Imam Ali Ar-Ridha Ali Muhammad Ali


22. Inilah Islam, SMH Thabataba’i


23. Islam Agama Keadilan, Murtadha Muthahhari


24. Islam Agama Protes, Ali Syari’ati


25. Islam dan Tantangan Zaman, Murthadha Muthahhari


26. Jejak-jejak Ruhani, Murtadha Muthahhari


27. Kepemilikan dalam Islam, S.M.H. Behesti


28. Keutamaan Fatimah dan Ketegaran Zainab, Sayyid Syarifuddin Al Musawi


29. Keagungan Ayat Kursi, Muhammad Taqi Falsafi


30. Kisah Sejuta Hikmah, Murtadha Muthahhari


31. Kisah Sejuta Hikmah [1], Murthadha Muthahhari


32. Kisah Sejuta Hikmah [2],Murthadha Muthahhari


33. Memilih Takdir Allah, Syaikh Ja’far Subhani


34. Menapak Jalan Spiritual, Muthahhari & Thabathaba’i


35. Menguak Masa Depan Umat Manusia, Murtadha Muthahhari


36. Menolak Isu Perubahan Al-Quran, Rasul Ja’farian


37. Mengurai Tanda Kebesaran Tuhan, Imam Ja’far Shadiq


38. Misteri Hari Pembalasan, Muhsin Qara’ati


39. Muatan Cinta Ilahi, Syekh M Mahdi Al-syifiy


40. Nubuwah Antara Doktrin dan Akal, M Jawad Mughniyah


41. Pancaran Cahaya Shalat, Muhsin Qara’ati


42. Pengantar Ushul Fiqh, Muthahhari & Baqir Shadr


43. Perayaan Maulid, Khaul dan Hari Besar Islam, Sayyid Ja’far Murtadha al-Amili


44. Perjalanan-Perjalan an Akhirat, Muhammad Jawad Mughniyah


45. Psikologi Islam, Mujtaba Musavi Lari


46. Prinsip-Prinsip Ijtihad Dalam Islam, Murtadha Muthahhari& M. Baqir Shadr


47. Rasulullah SAW dan Fatimah Ali Muhammad Ali


48. Rasulullah: Sejak Hijrah Hingga Wafat, Ali Syari’ati


49. Reformasi Sufistik, Jalaluddin Rakhmat


50. Salman Al Farisi dan tuduhan Terhadapnya, Abdullah Al Sabitiy


51. Sejarah dalam Perspektif Al-Quran, M Baqir As-Shadr


52. Tafsir Surat-surat Pilihan [1], Murthadha Muthahhari


53. Tafsir Surat-surat Pilihan [2], Murthadha Muthahhari


54. Tawasul, Tabaruk, Ziarah Kubur, Karamah Wali, Syaikh Ja’far Subhani


55. Tentang Dibenarkannya Syafa’at dalam Islam, Syaikh Ja’far Subhani


56. Tujuan Hidup, M.T. Ja’fari


57. Ummah dan Imamah, Ali Syari’ati


58. Wanita Islam & Gaya Hidup Modern, Abdul Rasul Abdul Hasan al-Gaffar 


--------------------


*03) PENERBIT : MIZAN*


1. 40 Hadis [1], Imam Khomeini


2. 40 Hadis [2], Imam Khomeini


3. 40 Hadis [3], Imam Khomeini


4. 40 Hadis [4], Imam Khomeini


5. Akhlak Suci Nabi yang Ummi, Murtadha Muthahhari


6. Allah dalam Kehidupan Manusia, Murtadha Muthahhari


7. Bimbingan Islam Untuk Kehidupan Suami-Istri, Ibrahim Amini


8. Berhaji Mengikuti Jalur Para Nabi, O.Hasem


9. Dialog Sunnah Syi’ah, A Syafruddin al-Musawi


10. Eksistensi Palestina di Mata Teheran dan Washington, M Riza Sihbudi


11. Falsafah Pergerakan Islam, Murtadha Muthahhari


12. Falsafatuna, Muhammad Baqir Ash-Shadr


13. Filsafat Sains Menurut Al-Quran, Mahdi Gulsyani


14. Gerakan Islam, A Ezzati


15. Hijab Gaya Hidup Wanita Muslim, Murtadha Muthahhari


16. Hikmah Islam, Sayyid M.H. Thabathaba’i


17. Ideologi Kaum Intelektual, Ali Syari’ati


18. Ilmu Hudhuri, Mehdi Ha’iri Yazdi


19. Islam Aktual, Jalaluddin Rakhmat


20. Islam Alternatif, Jalaluddin Rakhmat


21. Islam dan Logika Kekuatan, Husain Fadhlullah


22. Islam Mazhab Pemikiran dan Aksi, Ali Syari’ati


23. Islam Dan Tantangan Zaman, Murtadha Muthahhari


24. Islam, Dunia Arab, Iran, Barat Dan Timur tengah, M Riza Sihbudi


25. Isu-isu Penting Ikhtilaf Sunnah-Syi’ah, A Syafruddin Al Musawi


26. Jilbab Menurut Al Qur’an & As Sunnah, Husain Shahab


27. Kasyful Mahjub, Al-Hujwiri


28. Keadilan Ilahi, Murtadha Muthahhari


29. Kepemimpinan dalam Islam, AA Sachedina


30. Kritik Islam Atas Marxisme dan Sesat Pikir Lainnya, Ali Syari’ati


31. Lentera Ilahi Imam Ja’far Ash Shadiq


32. Manusia dan Agama, Murtadha Muthahhari


33. Masyarakat dan sejarah, Murtadha Muthahhari


34. Mata Air Kecemerlangan, Hamid Algar


35. Membangun Dialog Antar Peradaban, Muhammad Khatami


36. Membangun Masa Depan Ummat, Ali Syari’ati


37. Mengungkap Rahasia Al-Qur’an, SMH Thabathaba’i


38. Menjangkau Masa Depan Islam, Murtadha Muthahhari


39. Menjawab Soal-soal Islam Kontemporer, Jalaluddin Rakhmat


40. Menyegarkan Islam, Chibli Mallat (*0


41. Menjelajah Dunia Modern, Seyyed Hossein Nasr


42. Misteri Kehidupan Fatimah Az-Zahra, Hasyimi Rafsanjani


43. Muhammad Kekasih Allah, Seyyed Hossein Nasr


44. Muthahhari: Sang Mujahid Sang Mujtahid, Haidar Bagir


45. Mutiara Nahjul Balaghah, Muhammad Al Baqir


46. Pandangan Dunia Tauhid,. Murtadha Muthahhari


47. Para Perintis Zaman Baru Islam,Ali Rahmena


48. Penghimpun Kebahagian, M Mahdi Bin Ad al-Naraqi


49. PersinggahanPara Malaikat, Ahmad Hadi


50. Rahasia Basmalah Hamdalah, Imam Khomeini


51. Renungan-renungan Sufistik, Jalaluddin Rakhmat


52. Rubaiyat Ummar Khayyam, Peter Avery


53. Ruh, Materi dan Kehidupan, Murtadha Muthahhari


54. Spritualitas dan Seni Islam, Seyyed Hossein Nasr


55. Syi’ah dan Politik di Indonesia, A. Rahman Zainuddin (editor)


56. Sirah Muhammad, M. Hashem


57. Tauhid Dan Syirik, Ja’far Subhani


58. Tema-Tema Penting Filsafat, Murtadha Muthahhari


59. Ulama Sufi & Pemimpin Ummat, Muhammad al-Baqir


-------------------- 


*04) PENERBIT : YAPI JAKARTA*


1.Abdullah Bin Saba’ dalam Polemik, Non Mentioned


2.Abdullah Bin Saba’ Benih Fitnah, M Hashem


3.Al Mursil Ar Rasul Ar Risalah, Muhammad Baqir Shadr


4.Cara Memahami Al Qur’an, S.M.H. Bahesti


5.Hukum Perjudian dalam Islam, Sayyid Muhammad Shuhufi


6.Harapan Wanita Masa Kini, Ali Shari’ati


7.Hubungan Sosial Dalam Islam, Sayyid Muh Suhufi


8.Imam Khomeini dan Jalan Menuju Integrasi dan Solidaritas Islam, Zubaidi Mastal


9.Islam Dan Mazhab Ekonomi, Muhammad Baqir Shadr


10. Kedudukan Ilmu dalam Islam, Sayyid Muh Suhufi


11. Keluarga Muslim, Al Balaghah Foundation


12. Kebangkitan Di Akhirat, Nasir Makarim Syirazi


13. Keadilan Ilahi, Nasir Makarim Syirazi


14. Kenabian, Nasir Makarim Syirazi


15. Kota Berbenteng Tujuh, Fakhruddin Hijazi


16. Makna Ibadah, Muhammad Baqir Shadr


17. Menuju Persahabatan, Sayyid Muh Suhufi


18. Mi’raj Nabi, Nasir Makarim Syrazi


19. Nasehat-Nasehat Imam Ali, Non Mentioned


20. Prinsip-Prinsip Ajaran Islam, SMH Bahesti


21. Perjuangan Melawan Dusta, Bi’that Foundation


22. Persaudaraan dan Persahabatan, Sayyid Muh Suhufi


23. Perjanjian Ilahi Dalam Al-Qur’an, Abdul Karim Biazar


24. Rasionalitas Islam, World Shi’a Muslim Org.


25. Syahadah, Ali Shari’ati


26. Saqifah Awal Perselisihan Umat, O Hashem


27. Sebuah Kajian Tentang Sejarah Hadis, Allamah Murthadha Al Askari


28. Tauhid, Nasir Makarim Syirazi


29. Wasiat Atau Musyawarah, Ali Shari’ati


30. Wajah Muhammad, Ali Shari’ati


-------------------- 


*05) PENERBIT : YAPI BANGIL*


1. Akal dalam Al-Kafi, Husein al-Habsyi


2. Ajaran- ajaran Al-Quran, Sayid T Burqi & Bahonar


3. Bimbingan Sikap dan Perilaku Muslim, Al Majlisi Al-Qummi


4. Hawa Nafsu, M Mahdi Al Shifiy


5. Konsep Ulul Amri dalam Mazhab-mazhab Islam, Musthafa Al Yahfufi


6. Kumpulan Khutbah Idul Adha, Husein al-Habsyi


7. Kumpulan Khutbah Idul Fitri, Husein al-Habsyi


8. Metode Alternatif Memahami Al-Quran, Bi Azar Syirazi


9. Manusia Seutuhnya, Murtadha Muthahhari


10. Polemik Sunnah-Syiah Sebuah Rekayasa, Izzudddin Ibrahim


11. Pesan Terakhir Rasul, Non Mentioned


12. Pengantar Menuju Logika, Murtadha Muthahhari


13. Shalat Dalam Madzhab AhlulBait, Hidayatullah Husein Al-Habsyi


-------------------- 


*06) PENERBIT : ROSDAKARYA*


1. Catatan Kang Jalal, Jalaluddin Rakhmat


2. Derita Putri-Putri Nabi, M. Hasyim Assegaf


3. Fatimah Az Zahra, Jalaluddin Rakhmat


4. Khalifah Ali Bin Abi Thalib, Jalaluddin Rakhmat


5. Meraih Cinta Ilahi, Jalaluddin Rakhmat


6. Rintihan Suci Ahlul Bait Nabi, Jalaluddin Rakhmat


7. Tafsir Al fatihah: Mukaddimah, Jalaluddin Rakhmat


8. Tafsir Bil Ma’tsur, Jalaluddin Rakhmat


9. Zainab Al-Qubra, Jalaluddin Rakhmat


-------------------- 


*07) Penerbit : Al-Hadi*


1. Al-Milal wan-Nihal, Ja’far Subhani


2. Buku Panduan Menuju Alam Barzakh, Imam Khomeini


3. Fiqh Praktis, Hasan Musawa


-------------------- 


*08) Penerbit : CV Firdaus*


1. Al-Quran Menjawab Dilema keadilan, Muhsin Qira’ati


2. Imamah Dan Khalifah, Murtadha Muthahhari


3. Keadilan Allah Qadha dan Qadhar, Mujtaba Musawi Lari


4. Kemerdekaan Wanita dalam Keadilan Sosial Islam, Hashemi Rafsanjani


5. Pendidikan Anak: Sejak Dini Hingga Masa Depan, Mahjubah Magazine


6. Tafsir Al Mizan: Ayat-ayat Kepemimpinan, S.M.H. Thabathaba’i


7. Tafsir Al-Mizan: Surat Al-Fatihah, S.M.H. Thabathaba’i


8. Tafsir Al-Mizan: Ruh dan Alam Barzakh, S.M.H. Thabathaba’i


9. Tauhid: Pandangan Dunia Alam Semesta, Muhsin Qara’ati


10. Al-Qur’an Menjawab Dilema Keadilan, Muhsin Qara’ati


-------------------- 


*09) Penerbit : Pustaka Firdaus*


1. Saat Untuk Bicara, Sa’di Syirazi


2. Tasawuf: Dulu dan Sekarang, Seyyed Hossein Nasr


-------------------- 


*10) Penerbit : Risalah Masa*


1. Akar Keimanan, Sayyid Ali Khamene’i


2. Dasar-Dasar Filsafat Islam[2], Bahesty & Bahonar


3. Hikmah Sejarah-Wahyu dan Kenabian [3], Bahesty & Bahonar


4. Kebebasan berpikir dan Berpendapat dalam Islam, Murtadha Muthahhari


5. Menghapus Jurang Pemisah Menjawab Buku al Khatib, Al Allamah As Shafi


6. Pedoman Tafsir Modern, Ayatullah Baqir Shadr


7. Kritik Terhadap Materialisme, Murtadha Muthahhari


8. Prinsip-Prinsip Islam [1], Bahesty & Bahonar


9. Syi’ah Asal-Usul dan Prinsip Dasarnya, Sayyid Muh. Kasyful Ghita


10. Tauhid Pembebas Mustadh’afin, Sayyid Ali Khamene’i


11. Tuntunan Puasa, Al-Balagha


12. Wanita di Mata dan Hati Rasulullah, Ali Syari’ati


13. Wali Faqih: Ulama Pewaris Kenabian,


-------------------- 


*11) Penerbit : Qonaah*


Pendekatan Sunnah Syi’ah, Salim Al-Bahansawiy


-------------------- 


*12) Penerbit : Bina Tauhid*


Memahami Al Qur’an, Murthadha Muthahhari


-------------------- 


*13) Penerbit : Mahdi*


Tafsir Al-Mizan: Mut’ah, S.M.H. Thabathabai


-------------------- 


*14) Penerbit : Ihsan*


Pandangan Islam Tentang Damai-Paksaan, Muhammad Ali Taskhiri


-------------------- 


*15) Penerbit : Al-Kautsar* (MALANG), Bukan Pustaka Al-Kautsar Jakarta


1. Agar Tidak Terjadi Fitnah, Husein Al Habsyi


2. Dasar-Dassar Hukum Islam, Muhsin Labib


3. Nabi Bermuka Manis Tidak Bermuka Masam, Husein Al Habsyi


4. Sunnah Syi’ah Dalam Ukhuwah Islamiyah, Husain Al Habsyi


5. 60 Hadis Keutamaan Ahlul Bait, Jalaluddin Suyuti


-------------------- 


*16) Penerbit : Al-Baqir*


1. 560 Hadis Dari Manusia Suci, Fathi Guven


2. Asyura Dalam Perspektif Islam, Abdul Wahab Al-Kasyi


3. Al Husein Merajut Shara Karbala, Muhsin Labib


4. Badai Pembalasan, Muhsin Labib


5. Darah Yang Mengalahkan Pedang, Muhsin Labib


6. Dewi-Dewi Sahara, Muhsin Labib


7. Membela Para Nabi, Ja’far Subhani


8. Suksesi, M Baqir Shadr


9. Tafsir Nur Tsaqalain, Ali Umar Al-Habsyi


-------------------- 


*17) Penerbit : Al-Bayan*


1.Bimbingan Islam Untuk Kehidupan Suami Istri, Ibrahim Amini


2.Mengarungi Samudra Kebahagiaan, Said Ahtar Radhawi


3.Teladan Suci Kelurga Nabi, Muhammad Ali Shabban


-------------------- 


*18) Penerbit : As-Sajjad*


1.Bersama Orang-orang yang Benar, Muh At Tijani


2.Imamah, Ayatullah Nasir Makarim Syirazi


3.Ishmah Keterpeliharaan Nabi Dari Dosa, Syaikh Ja’far Subhani


4.Jihad Akbar, Imam Khomeini


5.Kemelut Kepemimpinan, Ayatullah Muhammad Baqir Shadr


6.Kasyful Asrar Khomeini, Dr. Ibrahim Ad-Dasuki Syata


7.Menjawab Berbagai Tuduhan Terhadap Islam, Husin Alhabsyi


8.Nabi Tersihir, Ali Umar


9.Nikah Mut’ah Ja’far, Murtadha Al Amili


10. Nikah Mut;ah Antara Halal dan Haram, Amir Muhammad Al-Quzwainy


11. Surat-Surat Revolusi, AB Shirazi


-------------------- 


*19) Penerbit : Basrie Press*


1. Ali Bin Abi Thalib di Hadapan Kawan dan Lawan, Murtadha Muthahhari


2. Manusia Dan Takdirnya, Murtadha Muthahhari


3. Fiqh Lima Mazhab, Muhammad Jawad Mughniyah


-------------------- 


*20) Penerbit : Pintu Ilmu*


Siapa, Mengapa Ahlul Bayt, Jamia’ah Al-Ta’limat Al-Islamiyah Pakistan


-------------------- 


*21) Penerbit : Ulsa Press*


1. Mengenal Allah, Sayyid MR Musawi Lari


2. Islam Dan Nasionalisme, Muhammad Naqawi


3. Latar Belakang Persatuan Islam, Masih Muhajeri


4. Tragedi Mekkah Dan Masa Depan Al-Haramain, Zafar Bangash


5. Abu Dzar, Ali Syari’ati


6. Aqidah Syi’ah Imamiyah, Syekh Muhammad Ridha Al Muzhaffar


7. Syahadat Bangkit Bersaksi, Ali Syari’ati


-------------------- 


*22) Penerbit : Gua Hira*


Kepemimpinan Islam, Murtadha Muthahhari


*23) Penerbit : Grafiti*


1. Islam Syi’ah: Allamah M.H. Thabathaba’i


2. Pengalaman Terakhir Syah, William Shawcross


3. Tugas Cendikiawan Muslim, Ali Syaria’ti


--------------------


*24) Penerbit : Effar Offset*


Dialog Pembahasan Kembali Antara Sunnah & Syi’ah Sulaim Al-Basyari & Syaraduddien Al ‘Amili


--------------------


*25) Penerbit : Shalahuddin Press*


1. Fatimah Citra Muslimah Sejati, Ali Syari’ati


2. Gerbang Kebangkitan, Kalim Siddiqui


3. Islam Konsep Akhlak Pergerakan, Murtadha Muthahhari


4. Panji Syahadah, Ali Syari’ati.


5. Peranan Cendekiawan Muslim, Ali Syari’ati


-------------------- 


*26) Penerbit : Ats-Tsaqalain*


Sunnah Syi’ah dalam Dialog, Husein Al Habsyi


--------------------


*27) Penerbit : Pustaka*


Kehidupan Yang Kekal, Morteza Muthahari


--------------------


*28) Penerbit : Darut Taqrib*


Rujuk Sunnah Syi’ah, M Hashem


--------------------


*29) Penerbit : Al-Muntazhar*


1. Fiqh Praktis Syi’ah Imam Khomeini, Araki, Gulfaigani, Khui


2. Ringkasan Logika Muslim, Hasan Abu Ammar


3. Saqifah Awal Perselisihan Umat, O Hashem


4. Tauhid: Rasionalisme Dan Pemikiran dalam Islam, Hasan Abu Ammar


--------------------


*30) Penerbit : Gramedia-


Biografi Politik Imam Khomeini, Riza Sihbudi


--------------------


*31) Penerbit : Toha Putra*


Keutamaan Keluarga Rasulullah, Abdullah Bin Nuh


--------------------


*32) Penerbit : Gerbang Ilmu*


Tafsir Al-Amtsal (Jilid 1), Nasir Makarim Syirazi 


--------------------


*33) Penerbit : Al-Jawad*


1. Amalan Bulan Ramadhan Husein Al-Kaff


2. Mi’raj Ruhani, [1] Imam Khomeini


3. Mi’raj Ruhani, [2] Imam Khomeni


4. Mereka Bertanya Ali Menjawab, M Ridha Al-Hakimi


5. Pesan Sang Imam, Sandy Allison (penyusun)


6. Puasa dan Zakat Fitrah Imam Khomeini & Imam Ali Khamene’i 


--------------------


*34) Penerbit : Jami’ah al-Ta’limat al-Islamiyah*


Tuntutan Hukum Syari’at, Imam Abdul Qasim 


*35) Penerbit : Sinar Harapan*


1. Iran Pasca Revolusi, Syafiq Basri


2. Perang Iran Perang Irak, Nasir Tamara


3. Revolusi Iran, Nasir Tamara


--------------------


*36) Penerbit : Mulla Shadra*


1. Taman Para Malaikat, Husain Madhahiri


2. Imam Mahdi Menurut Ahlul Sunnah Wal Jama’ah, Hasan Abu Ammar 


--------------------


*37) Penerbit : Duta Ilmu*


1. Wasiat Imam Ali, Non Mentioned


2. Menuju Pemerintah Ideal, Non Mentioned


--------------------


*38) Penerbit : Majlis Ta’lim Amben*


114 Hadits Tanaman, Al Syeikh Radhiyuddien


--------------------


*39) Penerbit : Grafikatama Jaya*


Tipologi Ali Syari’ati


--------------------


*40) Penerbit : Nirmala*


Menyingkap Rahasia Haji, Syeikh Jawadi Amuli


--------------------


*41) Penerbit : Hisab*


Abu Thalib dalam Polemik, Abu Bakar Hasan Ahmad 


--------------------


*42) Penerbit : Ananda*


Tentang Sosiologi Islam, Ali Syari’ati


--------------------


*43) Penerbit : Iqra*


Islam dalam Perspektif Sosiologi Agama, Ali Shari’ati


--------------------


*44) Penerbit : Fitrah*


Tuhan dalam Pandangan Muslim, S Akhtar Rizvi


--------------------


*45) Penerbit : Lentera Antarnusa*


Sa’di Bustan, Sa’di


--------------------


*46) Penerbit : Pesona*


Membaca Ali Bersama Ali Bin Abi Thalib, Gh R Layeqi


--------------------


*47) Penerbit : Rajawali Press*


Tugas Cendekiawan Muslim, Ali Shari’ati


--------------------


*48) Penerbit : Bina Ilmu*


Demonstran Iran dan Jum’at Berdarah di Makkah, HM Baharun


--------------------


*49) Penerbit : Pustaka Pelita*


1. Akhirnya Kutemukan Kebenaran, Muh Al Tijani Al Samawi


2. Cara Memperoleh Haji Mabrur, Husein Shahab


3. Fathimah Az-Zahra: Ummu Abiha, Taufik Abu ‘Alama


4. Pesan Terakhir Nabi, Non Mentioned


--------------------


*50) Penerbit : Pustaka*


1. Etika Seksual dalam Islam, Morteza Muthahhari


2. Filsafat Shadra, Fazlur Rahman


3. Haji, Ali Syari’ati


4. Islam dan Nestapa Manusia Modern, Seyyed Hosein Nasr


5. Islam Tradisi Seyyed, Hosein Nasr


6. Manusia Masa Kini Dan Problem Sosial, Muhammad Baqir Shadr


7. Reaksi Sunni-Syi’ah, Hamid Enayat


8. Surat-Surat Politik Imam Ali, Syarif Ar Radhi


9. Sains dan Peradaban dalam Islam, Sayyed Hossein Nasr


--------------------


*51) Penerbit : Pustaka Jaya*


Membina Kerukunan Muslimin, Sayyid Murthadha al-Ridlawi


--------------------


*52) Penerbit : Islamic Center Al-Huda*


1. Jurnal Al Huda (1)


2. Jurnal Al Huda (2)


3. Syiah Ditolak, Syiah Dicari, O. Hashem


4. Mutiara Akhlak Nabi, Syaikh Ja’far Hadi


--------------------


*53) Penerbit : Hudan Press*


1. Tafsir Surah Yasin, Husain Mazhahiri


2. Do’a-Do;a Imam Ali Zainal Abidin


--------------------


*54) Penerbit : Yayasan Safinatun Najah*


1. Manakah Jalan Yang Lurus (1), Al-Ustads Moh. Sulaiman Marzuqi Ridwan


2. Manakah Jalan Yang Lurus (2), Al-Ustads Moh. Sulaiman Marzuqi Ridwan


3. Manakah Jalan Yang Lurus (3), Al-Ustads Moh. Sulaiman Marzuqi Ridwan


4. Manakah Shalat Yang Benar (1), Al-Ustads Moh. Sulaiman Marzuqi Ridwan


--------------------


*55) Penerbit : Amanah Press*


Falsafah Pergerakan Islam, Murtadha Muthahhari


--------------------


*56) Penerbit : Yayasan Al-Salafiyyah*


Khadijah Al-Kubra Dalam Studi Kritis Komparatif, Drs. Ali S. Karaeng Putra


--------------------


*57) Penerbit : Kelompok Studi Topika*


Hud-Hud Rahmaniyyah, Dimitri Mahayana


--------------------


*58) Penerbit : Muthahhari Press/Muthahhari Paperbacks*


1. Jurnal Al Hikmah (1)


2. Jurnal Al Hikmah (2)


3. Jurnal Al Hikmah (3)


4. Jurnal Al Hikmah (4)


5. Jurnal Al Hikmah (5)


6. Jurnal Al Hikmah (6)


7. Jurnal Al Hikmah (7)


8. Jurnal Al Hikmah (


9. Jurnal Al Hikmah (9)


10. Jurnal Al Hikmah (10)


11. Jurnal Al Hikmah (11)


12. Jurnal Al Hikmah (12)


13. Jurnal Al Hikmah (13)


14. Jurnal Al Hikmah (14)


15. Jurnal Al Hikmah (15)


16. Jurnal Al Hikmah (16)


17. Jurnal Al Hikmah (17)


18. Shahifah Sajjadiyyah, Jalaluddin Rakhmat (penyunting)


19. Manusia dan Takdirnya, Murtadha Muthahhari


20. Abu Dzar, Ali Syariati


21. Pemimpin Mustadha’afin, Ali Syariati


--------------------


*59) Penerbit : Serambi*


1. Jantung Al-Qur’an, Syeikh Fadlullah Haeri


2. Pelita Al-Qur’an, Syeikh Fadlullah Haeri


--------------------


*60) Penerbit : Cahaya*


Membangun Surga Dalam Rumah Tangga, Huzain Mazhahiri


--------------------


*61) (Non Mentioned)*


1. Sekilas Pandang Tentang Pembantain di Masjid Haram, Non Mentioned


2. Jumat Berdarah Pembantaian Kimia Rakyat Halajba 1988, Non Mentioned


3. Al-Quran dalam Islam, MH Thabathabai


4. Ajaran-Ajaran Asas Islam, Behesti


5. Wacana Spiritual, Tabligh Islam Program


6. Keutamaan Membaca Juz Amma, Taufik Yahya


7. Keutamaan Membaca Surah Yasin, Waqiah, Al Mulk, Taufik Yahya


8. Keutamaan Membaca Surah Al-Isra & Al-Kahfi, Taufik Yahya


9. Bunga Rampai Keimanan, Taufik Yahya


10. Bunga Rampai Kehidupan Sosial, Taufik Yahya


11. Bunga Rampai Pendidikan, Husein Al-Habsyi


12. Hikmah-Hikmah Sholawat ,Taufik Yahya


13. Bunga Rampai Pernikahan, Taufik Yahya


14. Hikmah-Hikmah Puasa, Taufik Yahya


15. Hikmah-Hikmah Kematian, Taufik Yahya


16. Wirid Harian, Non Mentioned


17. Do’a Kumay,l Non Mentioned


18. Do’a Harian, Non Mentioned


19. Do’a Shobah, Non Mentioned


20. Do’a Jausyan Kabir, Non Mentioned


21. Keutamaan Shalat Malam Dan Do’anya, Non Mentioned


22. Do’a Nutbah, Non Mentioned


23. Do’a Abu Hamzah Atsimali, Non Mentioned


24. Do’a Hari Arafah (Imam Husain), Non Mentioned


25. Do’a Hari Arafah (Imam Sajjad), Non Mentioned


26. Do’a Tawassul, Non Mentioned


27. Do’a Untuk Ayah dan Ibu, Non Mentioned


28. Do’a Untuk Anak, Non Mentioned


29. Do’a Khatam Qur’an, Non Mentioned


30. Doa Sebelum dan Sesudah Baca Qur’an, Non Mentioned


31. Amalan Bulan Sya’ban dan Munajat Sya’baniyah, Non Mentioned



•┈┈┈┈•◈◉✹❒❒✹◉◈•┈┈┈┈•​​​​​​​​


Waspadalah terhadap buku-buku yang di infokan diatas semoga dapat diwaspadai buku-buku diatas yang telah di infokan, Barakallohu’ fiikum


Buku-Buku/Kitab-Kitab yang mengcounter Syi’ah yang patut dibaca dan dipelajari yakni:


1. Aliran dan Paham Sesat di Indonesia, Penulis: Ustadz Drs. Hartono Ahmad Jaiz Hafidzhahulloh, Terbitan: Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, Juli 2005M.


2. Risalah Kepada Pecinta Ahlul Bait, Penulis: Tim Peneliti dan Kajian Dar al-Mutaqa, Riyadh, 2010M.


3. Ahlus Sunnah waljamaah Dan Dilema Syi’ah di Indonesia, Penulis: Ustadz Farid Ahmad Okbah, MA, Terbitan: Perisai Qur’an, Jakarta, September, 2012M. (Lihat di Resensi Info: http://www.nahimunkar.com/fakta-dan-data-bahaya-syiah-di-indonesia/)


4. Buku Eksklusif “ Akhirnya Kutinggalkan Syi’ah “ (Testimoni Tokoh Syi’ah), Karya: Syaikh Abu Khalifah Ali bin Muhammad al-Qudhaibi Hafidzhahulloh, yang diterjemahkan Oleh: Ustadz Ganna Pryadharizal Anaedi, Lc Hafidzhahulloh, Terbitan: Pustaka Imam Ahmad-Jakarta, November 2011.


5. Buku “ Mengapa Saya Keluar Dari Syiah? “, Penulis : Syaikh Al-Allamah Dr. Sayid Husain al-Musawi Hafidzhahulloh, Terbitan: CV. Pustaka al-Kautsar, Jakarta Timur,Agustus 2002.


6. Buku “Mengapa Kita Menolak Syi’ah” hal. 254-257, Kumpulan Makalah Seminar Nasional Tentang Syi’ah, LPPI/Lembaga Pengkajian dan Penelitian Islam, Jakarta, Juli 1998 M.


7. Buku Sekelumit Penyimpangan Syi’ah, Penulis: Anung Al-Hamat, Lc, M.Pd, I, Terbitan: FS3I/Forum Studi Sekte-sekte Islam, Bekasi, April 2013. (Lihat di Resensi Info: http://www.nahimunkar.com/fakta-dan-data-bahaya-syiah-di-indonesia/)

8. Buku Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di indonesia, Terbitan MUI/Majelis Ulama Indonesia Pusat, 2013. (Lihat di Resensi


_____________________


Sumber : http://m.voa-islam.com/news/indonesiana/2013/11/21/27556/waspada-ini-63-penerbit-buku-syiah-sesat-yang-mengelabui-umat-islam/#sthash.ufKMvPNO.dpuf




USTADZ - USTADZ AHLUS SUNNAH BERMANHAJ SALAF


 Ustadz - Ustadz Ahlus Sunnah Bermanhaj Salaf


Berikut ini 917 adalah ustadz-ustadz salafi yang bisa dijadikan rujukan dalam beragama, silahkan ambil ilmu dari mereka-mereka hafidzhahumullahu ta’ala ini.


Mereka difitnah WAHABI karena mereka para pembela Sunnah nabi Muhammad shollallahu alaihi wa sallam.


1. Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas (Murid Syaikh Ibnu 'Utsaimin)

2. Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat (Pakar Hadits)

3. Ustadz Abdurrahman At-Tamimi

4. Ustadz Mubarak Bamualim

5. Ustadz Firanda Andirja (Pengajar Masjid Nabawi, Murid Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr)

6. Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal (Murid Syaikh Sholih Al-'Ushoimi)

7. Ustadz Abu Yahya Badrusalam

8. Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron

9. Ustadz Ali Hasan Bawazier

10. Ustadz Abu Abdil Aziz Muhtarom (Murid Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat)

11. Ustadz Abdullah Taslim

12. Ustadz Aris Munandar

13. Ustadz Ammi Nur Baits

14. Ustadz Erwandi Tarmizi (Pakar Muamalat Kontemporer)

15. Ustadz Syafiq Riza Basalamah

16. Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi (Murid Syaikh Muqbil dan Syaikh Shalih Al-Fauzan)

17. Ustadz Ali Ahmad bin Umar

18. Ustadz dr. Raehanul Bahraen (Dokter)

19. Ustadz Muflih Safitra

20. Ustadz Subhan Bawazier

21. Ustadz Abdullah Roy (Pengajar Masjid Nabawi)

22. Ustadz Agus Hasan Bashori

23. Ustadz Fauzan Abdullah

24. Ustadz Wahyudin Bahtiar

25. Ustadz Fathi bin Yazid Jawas (Anak Ustadz Yazid Jawas)

26. Ustadz Riyadh bin Badr Bajrey

27. Ustadz Zaid Susanto

28. Ustadz Nur Cholis Agus Santoso

29. Ustadz Ulin Nuha Al-Hafidz (Qari)

30. Ustadz Mizan Qudsiyah

31. Ustadz Imam Wahyudi

32. Ustadz Abu Yusuf Ahmad Sabiq

33. Ustadz Khalid Basalamah

34. Ustadz Sufyan Baswedan

35. Ustadz Harits Abu Naufal

36. Ustadz Imam Abu Abdillah

37. Ustadz Abul Aswad Al-Bayaty

38. Ustadz Ma'ruf Nur Salam

39. Ustadz Abu Thohur Jones Vendra

40. Ustadz Abu Yusuf Dzulfadhli

41. Ustadz Muhammad Yassir

42. Ustadz Sufyan Bafin Zen

43. Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi (Menantu Ustadz Aunur Rofiq)

44. Ustadz Achmad Munir Bajuber

45. Ustadz Nurul Mukhlishin Asyrafuddin

46. Ustadz Afifi Abdul Wadud

47. Ustadz Lalu Ahmad Yani

48. Ustadz Abdul Fattah Medan

49. Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri

50. Ustadz Abdurrohman Abu Hanun

51. Ustadz Maududi Abdullah

52. Ustadz Muhammad Farid Al-Bathoty

53. Ustadz Arif Masuku (Murid Ustadz Syafiq Riza Basalamah)

54. Ustadz Heri Purnama

55. Ustadz Abu Humairoh

56. Ustadz Abdurrahman Thoyyib

57. Ustadz Fadlan Fahamsyah

58. Ustadz Heri Iman Santoso

59. Ustadz Azhar Khalid bin Seff

60. Ustadz La Ode Abu Hanifa

61. Ustadz Abu Hasan Arif

62. Ustadz Abu Haidar As-Sundawy

63. Ustadz Firdaus Sanusi

64. Ustadz Zezen Zainal Mursalin

65. Ustadz Ahmad Zainuddin Al-Banjary

66. Ustadz Saeful Rahmat

67. Ustadz Abu Ahmad Setiyo Dahri

68. Ustadz Abu Abdillah Amir (Alumni Darul Hadits Ma'rib Yaman)

69. Ustadz Abu Hanifah Jandriadi Yasin

70. Ustadz Ahmad La Ode

71. Ustadz Abu Faqih Rachmat Kurniawan

72. Ustadz Hafizh Abdul Rohman

73. Ustadz Khairullah Anwar Luthfi

74. Ustadz Salim Ali Ghanim

75. Ustadz Subhan Khadafi

76. Ustadz Mahfudz Umri

77. Ustadz Abu Ayyub Arif Usman Anugraha

78. Ustadz Salim bin Yahya Qibas

79. Ustadz Hary Badar bin Marwan

80. Ustadz Abu Alifa Asral Wadi

81. Ustadz Fachry Permana

82. Ustadz Abu Ja’far Cecep Rahmat

83. Ustadz Bahri Qosim

84. Ustadz Fariq Gazim An-Nuz

85. Ustadz Hamzah Abbas

86. Ustadz Ali Saman Hasan

87. Ustadz Sholeh Umri

88. Ustadz Hasan Al-Jaizy

89. Ustadz Ruslan Nurhadi

90. Ustadz Nuruddin Bukhori

91. Ustadz Abu Izzi Masmuin

92. Ustadz Abu Ibrahim Muhammad Ali

93. Ustadz Benny Abu Aslam

94. Ustadz Amri Azhari

95. Ustadz Nuruddin Abu Faynan Al-Makky

96. Ustadz M. Nur Ichwan Muslim

97. Ustadz Umar Fauzi Baladraf

98. Ustadz Abu Asma Andre

99. Ustadz Ziyad bin Abdul Aziz At-Tamimi

100. Ustadz Muhammad Hilman Al-Fiqhy

101. Ustadz Najmi Umar Bakkar

102. Ustadz Fuad Hamzah Baraba

103. Ustadz Askar Wardhana

104. Ustadz Amir As-Soronji

105. Ustadz Cecep Abu Rozan

106. Ustadz Mudrika Ilyas

107. Ustadz Abu Qotadah Al-Atsary (Murid Syaikh Muqbil)

108. Ustadz Maryono Abdul Muhsin

109. Ustadz Noor Ikhsan Silviantoro

110. Ustadz Muhammad Permana (Medan)

111. Ustadz Abu Bakar Al-Akhdhory

112. Ustadz Muhammad Arifin Badri (Murid Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaily)

113. Ustadz Abu Usamah Syamsul Hadi

114. Ustadz Nafi' Zainuddin

115. Ustadz Sofyan Chalid Ruray

116. Ustadz Abu Zubair Al-Hawary

117. Ustadz Ade Hermansyah

118. Ustadz Beni Sarbeni

119. Ustadz Abu Ammar Abdul Adhim Al-Ghoyami

120. Ustadz Abu Salma Muhammad Rachdie

121. Ustadz Chandra Aditya

122. Ustadz Faisal Abdurrahman

123. Ustadz Abu Faaris Yudi Kurnia

124. Ustadz Abul Jauzaa’ Dony Arif Wibowo

125. Ustadz Abu Ghozie As-Sundawie

126. Ustadz Agung Wais Al-Qarny

127. Ustadz Khanif Muslim

128. Ustadz Ahmad Anshori

129. Ustadz Fachrudin Nu’man

130. Ustadz Anshory Hadi

131. Ustadz Muhammad Halid Syar'i

132. Ustadz Ridho Abdillah

133. Ustadz Abu Yusuf Suharno

134. Ustadz Abu Nida Nana

135. Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary Al-Maidany

136. Ustadz Ali Musri Semjan Putra

137. Ustadz Abu Fairuz Ahmad Ridwan

138. Ustadz Abu Haitsam Yadi Supriyadi

139. Ustadz Zamzami Juned

140. Ustadz Sulaiman Abu Hani

141. Ustadz Muhammad Elvi Syam

142. Ustadz Chusnul Yakin

143. Ustadz Abu Zakariyya Fauzi

144. Ustadz Akhirudin

145. Ustadz Dani Maulani

146. Ustadz Farhan Abu Furaihan (Murid Syaikh Muhammad Al-Imam)

147. Ustadz Abu Muhammad Julham Efendi

148. Ustadz Fauzan Al-Kutawy (Alumni Darul Hadits Ma'bar Yaman)

149. Ustadz Abu Ahmad Zainal Abidin bin Syamsuddin

150. Ustadz Joko Abu Aliyah

151. Ustadz Ali Nur Medan

152. Ustadz dr. Muhammad Saifudin Hakim (Dokter)

153. Ustadz Muhammad Nur Ihsan

154. Ustadz Hidayatullah, S.Sy

155. Ustadz dr. Adika Mianoki (Dokter)

156. Ustadz Abu Maryam (Medan)

157. Ustadz Abu Umair (Binjai)

158. Ustadz Abu Afaf Musa Mulyadi Lukman

159. Ustadz Khoiri As-Salaki

160. Ustadz Kholid Syamhudi

161. Ustadz Abu Sa'ad Muhammad Nurhuda (rahimahullah)

162. Ustadz Tiyas Wibowo

163. Ustadz Abu Abdillah Andi Suhandi

164. Ustadz Mahful Safarudin

165. Ustadz Nizar Sa’ad Jabal

166. Ustadz Ahmad Tonarih Al-Atsary

167. Ustadz Efri Nazaruddin

168. Ustadz Ari Wahyudi

169. Ustadz Abu Haitsam Buldan Taufik

170. Ustadz Zaenuddin Abu Qushaiy

171. Ustadz Muhammad Wasitho

172. Ustadz Sa'id Abu Ukasyah

173. Ustadz Armen Halim Naro (rahimahullah)

174. Ustadz Abdullah Zaen (Murid Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaily)

175. Ustadz Sa'id Ya'i Ardiansyah

176. Ustadz Aidil Fitriansyah

177. Ustadz Abu Yazid Teuku Muhammad Nurdin

178. Ustadz Faizal Abdurrahman

179. Ustadz Muhammad Syahputra

180. Ustadz Musthofa Yoni

181. Ustadz Abu Hanan Abdullah Amir Maretan

182. Ustadz Musta'in Syahri

183. Ustadz Yulian Purnama

184. Ustadz Musyaffa Ad-Dariny

185. Ustadz Aspri Rahmat Azai

186. Ustadz Umar Al-Fanani

187. Ustadz Anas Burhanuddin

188. Ustadz Syadam Husein Al-Katiri

189. Ustadz Yhouga Ariesta Mopratama

190. Ustadz Rizal Yuliar Putrananda

191. Ustadz Mukhlish Abu Dzar

192. Ustadz Tanthawi Abu Muhammad

193. Ustadz Boris Tanesia

194. Ustadz Abu Umair As-Sundawy

195. Ustadz Abu Khaleed Resa Gunarsa

196. Ustadz Pamuji Hadi Waluyo

197. Ustadz Dadan Hidayatullah

198. Ustadz Abdussalam Busyro

199. Ustadz Abul Hasan Ahmad MZ

200. Ustadz Ghulam Al-Fatih Abdullah

201. Ustadz Abu Muhammad Assyaghof

202. Ustadz Amiruddin Djalil

203. Ustadz Husnel Anwar Matondang

204. Ustadz Adep Baehaki

205. Ustadz M. Hilman Al-Fiqhy

206. Ustadz Muhammad Romelan

207. Ustadz Masykur Abu Mawaddah

208. Ustadz Abu Rosyad Rusiyanto

209. Ustadz Abu Ibrahim Agustiar

210. Ustadz Haidar Andika

211. Ustadz Tauhidin Ali Rusdi Sahal

212. Ustadz Mukhlis Biridho

213. Ustadz Abu Abdillah Deni Zamjami

214. Ustadz Didik Gelar Permana

215. Ustadz Fathan Qoriba

216. Ustadz Tata Abdul Ghoni

217. Ustadz Abu Zakaria Ardes

218. Ustadz Fathul Mufid

219. Ustadz Nur Kholis Kurdian

220. Ustadz Arif Husnul Khuluq

221. Ustadz Misbah Abu Zaid

222. Ustadz Ruly Abu Husna

223. Ustadz Ayman Abdillah

224. Ustadz Abu Abdirrahman Anfalullah

225. Ustadz Akhmad Yuswaji

226. Ustadz Abu Hafizhah Irfan

227. Ustadz Fariq Gasim Anuz

228. Ustadz Abu Yahya Sunardi

229. Ustadz Abu Muslim Burhanuddin

230. Ustadz Haris Budiatna

231. Ustadz Abdul Barr Kaisinda (Murid Syaikh Muqbil)

232. Ustadz Andy Oktavian Latief

233. Ustadz Muhammad Qasim Muhajir

234. Ustadz Abu Ya'la Hizbul Majid

235. Ustadz Habib Salim Muhdhor

236. Ustadz Luthfi Abdul Jabbar (Murid Syaikh Muqbil)

237. Ustadz Abu Umamah Arif Hidayatullah

238. Ustadz Zakaria Achmad (Alumni Darul Hadits Ma'rib, Yaman)

239. Ustadz Abu Anas Pri Agung Rajasa

240. Ustadz Abu Darda Sufyan Al-Kandary (Alumni Darus Hadits Fiyusy Yaman)

241. Ustadz Abdul Qadir Abu Fa'izah

242. Ustadz Abu Yusuf Ubaid Bima

243. Ustadz Bambang Abu Ubaidillah

244. Ustadz Abdul Malik Al-Buthony

245. Ustadz Khidir Muhammad Sunusi

246. Ustadz Syuhada Abu Syuja'

247. Ustadz Sahl Abu Abdillah

248. Ustadz Ali Basuki

249. Ustadz Muhammad Na'im

250. Ustadz Danni Nursalim Harun

251. Ustadz Abu Islama Imanuddin

252. Ustadz Roziqien M Tahyat

253. Ustadz Faisal Abdul Basith

254. Ustadz Supandi Abu Ilyas

255. Ustadz Abu Umair Kuswoyo

256. Ustadz Hamzah Saifullah

257. Ustadz Nur Hablillah

258. Ustadz Utsman Wahyudi

259. Ustadz Miftah Abdussalam

260. Ustadz Muhammad Ashim

261. Ustadz Isma'il Abdul 'Aziz

262. Ustadz Junaedi Abdillah

263. Ustadz Mustafa Al-Buthoni (Alumni Darul Hadits Dammaj Yaman)

264. Ustadz Syahirul Alim

265. Ustadz Abul Hasan Qusyairi

266. Ustadz Abul Abbas Thobroni

267. Ustadz Nugroho Imam Santoso

268. Ustadz Eko Afza Haitsam

269. Ustadz Arif Ardiansyah

270. Ustadz Mujahid Yanuar

271. Ustadz Kamal Mahrus

272. Ustadz Abdurrahman Hadi

273. Ustadz Abu Zaidan Fillah

274. Ustadz Aang Ruyani

275. Ustadz Miftahul Ulum

276. Ustadz Fajrin Abu Yahya

277. Ustadz Luqman Jamal

278. Ustadz Mustamin Musaruddin

279. Ustadz Ibnu Yunus

280. Ustadz Iqbal Abu Hisyam

281. Ustadz Masruhin Sahal

282. Ustadz Abu Aufa Adam Zaini

283. Ustadz Noviyardi Amarullah

284. Ustadz Arpandi Al-Kubary

285. Ustadz Mikail Basmalah

286. Ustadz Sulthon Quthub

287. Ustadz Abu Abdillah Dani

288. Ustadz Sholahudin Abu Yusuf

289. Ustadz Rifqi Agung

290. Ustadz Dedi Irawan

291. Ustadz Saefuddin Zuhri

292. Ustadz Liman Waluyo

293. Ustadz Mujahid Aslam

294. Ustadz Muhammad Syukur

295. Ustadz Muhammad Anwar Samuri

296. Ustadz Abu Shofiyah Slamet Widodo

297. Ustadz Arif Fathul Ulum

298. Ustadz Abu Yasir Syamsudin

299. Ustadz Riko Febriadi

300. Ustadz Arman bin Amri

301. Ustadz Bagus Wijanarko

302. Ustadz Ahmad Pinta Tarigan

303. Ustadz Abu Nabil Muhammad Yunus Rangkuti

304. Ustadz Muhammad Yusuf Al-Araby

305. Ustadz Abu Saif Wahyudi

306. Ustadz Abdullah Rasyid

307. Ustadz Dedi Suwanto (Murid Ustadz Muhammad Arifin Badri)

308. Ustadz Riffi Hamdani (Alumni Darul Hadits Fiyusy, Yaman & Murid Syaikh Abdurrahman 'Adeni)

309. Ustadz Abu Hilal Abdurrahman As-Sumbawy (Murid Ustadz Mubarok Bamualim)

310. Ustadz Muhammad Arvan Amal

311. Ustadz Salman Mahmud

312. Ustadz Ilham Ar-Rahawy

313. Ustadz Abu Abdirrahman Thoriq

314. Ustadz Abu Jarir

315. Ustadz Zainudin Khuzairi

316. Ustadz Hadmoes Wirawan

317. Ustadz Djazuli Ruhan Basyir

318. Ustadz Abdurrahman Dani

319. Ustadz Bustamin bin Abdurrazzak

320. Ustadz Budi Hariyanto

331. Ustadz Muhammad Asror Habibie

322. Ustadz Ahmad Zaini Sabri

323. Ustadz Mulyono Al-Balawi

324. Ustadz Yusron Mushoffa

325. Ustadz Muji Hartono

326. Ustadz Abu Aqyl Sapto AW

327. Ustadz Bagus Jamroji

328. Ustadz Habib Sutrisno

329. Ustadz Abdullah Amin (Murid Syaikh Muqbil)

330. Ustadz Andi Fahmi Halim

331. Ustadz Ahmad Zaki Husni

332. Ustadz Ananda Ridho Gusti

333. Ustadz Gemma Ilhami

334. Ustadz Muhammad Nur Yasin

335. Ustadz Burhan Abdullah

336. Ustadz Muhammad Tallase

337. Ustadz Fadly Gugul

338. Ustadz Abu Mu'adz Abdul Karim

339. Ustadz Amzat Abu Fatih

340. Ustadz Irpan bin Usman

341. Ustadz Imam Ibnu Ahmad

342. Ustadz Abdul Rahman Al-Khairy

343. Ustadz Abu Muhammad Agus Waluyo

344. Ustadz Ahmad Fauzan Al-Hafidz

345. Ustadz Muhsan Syarafudin

346. Ustadz Abu Yasfik Sudirman

347. Ustadz Muhammad Maman Rosdiawan

348. Ustadz Ahmad Sahirul Mubarok

349. Ustadz Roni Nuryusmansyah

350. Ustadz Abdurrahman Ad-Dify

351. Ustadz Rijal Fadhillah

352. Ustadz Ahmad Bazher

353. Ustadz Ibnu Saini (rahimahullah)

354. Ustadz Abu Muhammad Pattawe (Darul Hadits Ma'bar Yaman

355. Ustadz Abu Naayif Iqbal (Murid Syaikh Abul Hasan Al-Ma'ribi)

356. Ustadz Dika Wahyudi

357. Ustadz Abul Irbadh Supriano

358. Ustadz Abdul Mu'thi Al-Maidany (Murid Syaikh Muqbil)

359. Ustadz Abdullah Sya'roni

360. Ustadz Ayub Abu Ayub

361. Ustadz Agung Cahyono

362. Ustadz Abu Rifqy Adam

363. Ustadz Azhari Abu Abdirrahman

364. Ustadz Utsman Abu Hanaan

365. Ustadz Yusdi Haq

366. Ustadz Abdurrahman Abu Ahmad Ukhuwah

367. Ustadz Syahrul Fatwa

368. Ustadz Ahsanul Falihin

369. Ustadz Iqbal At-Tamimi

370. Ustadz Rojul Fayadh

371. Ustadz Imam Asnawi

372. Ustadz Ahmad Handika

373. Ustadz Abu Muhammad Triyono

374. Ustadz Muslam Abu Zaenab

375. Ustadz Amir Al-Kadiry

376. Ustadz Abu Hilya Ahmad

377. Ustadz Rohmad Supriyadi

378. Ustadz Erwin Siregar

379. Ustadz Abu Aisyah Iwan Darmawan

380. Ustadz Ahmad Zaini Sabri

381. Ustadz Johan Saputra Halim

382. Ustadz Ahmad Firdaus

383. Ustadz Fakhruddin Abdurrahman

384. Ustadz Ishom Aini

385. Ustadz Faizal Abu Halim

386. Ustadz Abu Ubaidillah Hisyam Bukkar

387. Ustadz Abu Hilyah Syamsurizal

388. Ustadz Abu Hudzaifah Safrudin

389. Ustadz Tubangi Abu Uthi

390. Ustadz Isrun Abdurrahman Umar

391. Ustadz Abu Hisyam Syuj'an Siregar

392. Ustadz Muhammad Mukhtar

393. Ustadz Ammi Kus

394. Ustadz Abdurrahman Fadholi

395. Ustadz Tajuddin

396. Ustadz Abdussomad (Cikarang)

397. Ustadz Agus Abdurrahman

398. Ustadz Fahmi Mubarok

399. Ustadz Ilham Tabrani

400. Ustadz Abu Yazid Khulfanudin

401. Ustadz Hari Febrianyah

402. Ustadz Abu Umar Andri Maadsa (Murid Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi)

403. Ustadz Agung Wahyu Ady

404. Ustadz Abu Salman Maryadi

405. Ustadz Rafael Afrianto

406. Ustadz Mukhlis Mubarok

407. Ustadz Abu Haris Sucipto

408. Ustadz Abu Syafiq Adi Kusuma

409. Ustadz Musthofa Aini

410. Ustadz Abu Najwa Sukyani

411. Ustadz Hasan Ishaq Kanro

412. Ustadz Muhammad Abduh Said

413. Ustadz Muhammad Aminuddin

414. Ustadz Sofyan Thoha

415. Ustadz Iqbal Muammar

415. Ustadz Abu Jarir Arie Triono

416. Ustadz Patih Suryo Alam

417. Ustadz Rahmat Mulyono

418. Ustadz Abu Umar Indra

419. Ustadz Musabbih Rusdy

420. Ustadz Ahmad Abu Farhan

421. Ustadz Muhammad Hamid Alwi

422. Ustadz Muhajir Jamaluddin Al-Maidany

423. Ustadz Yahya Berau

424. Ustadz M. Ilham Rahawi

425. Ustadz Said Ruslan

426. Ustadz Khoirul Ahsan

427. Ustadz Murtadho Habibi Al-Hafidz (Murid Syaikh Ali Al-Hudzaifi)

428. Ustadz Syamsul Huda

429. Ustadz Wingga Pramana

430. Ustadz Khalid Syaifullah

431. Ustadz Sabilul Muhtadin

432. Ustadz Henry Waluyo Lensa

433. Ustadz Deni Irawan

434. Ustadz Misbahuzzulam

435. Ustadz Ahyat Habibi

436. Ustadz Irfan Yuhadi

437. Ustadz Sanusin Muhammad Yusuf

438. Ustadz Ahmad Husaini

439. Ustadz Zakaria Ali Kuddah

440. Ustadz Muhammad Ayyub

441. Ustadz Prio Handoko

442. Ustadz Abdurrahman Al-Amiry

443. Ustadz Muhammad Abdul Mu'id

444. Ustadz Abdusy Syakur Musawiru

445. Ustadz Nugroho Abdul Hadi

446. Ustadz Lalu Akhyaruddin

447. Ustadz Hamdani (Bontang)

448. Ustadz Erwin Nuryadin

449. Ustadz Muhammad Azdi Nawawi

450. Ustadz Abdul Aziz Samanhudy

451. Ustadz Ali Agustian Bahri

452. Ustadz Aidil Putra Dzulqarnain

453. Ustadz La Ode Muhammad Yamin

454. Ustadz Sufyan Abu Hasna

455. Ustadz Andi Abu Muhsin

456. Ustadz Abu Abdillah Muhammad Ridho

457. Ustadz Amri Abu Suhail

458. Ustadz Muhammad Hafiz Anshari

459. Ustadz Muhammad Hasby Ridhani

460. Ustadz Abu Mahlin

461. Ustadz Andi Abu Fadhilah

462. Ustadz Febriansyah Riza

463. Ustadz Dodi Palalek Chandra

464. Ustadz Zaidun Abu Hudzaifah

465. Ustadz Thoriq bin Abdul Aziz At-Tamimi

466. Ustadz Muhammad Ainur Riza

467. Ustadz Abdul Hamid Abror

468. Ustadz Abu Hisyam Muhammad Latif

469. Ustadz Abdul Aziz Setiawan

470. Ustadz Fakhruddin Ahmad Darwis

471. Ustadz Muhammad Harianton

472. Ustadz Abdullah Zawawi

473. Ustadz Muhammad Anwar Zain

474. Ustadz Abu Zabdan Abqory

475. Ustadz Abu Abdul Qoyyum

476. Ustadz Abu Afaf'

477. Ustadz Abu Wifaq

478. Ustadz Bisri Tujang

479. Ustadz Abu Ridho Ridwan Sanusi

480. Ustadz Gonda Yumitro

481. Ustadz Ahmad Fadlan (Berastagi)

482. Ustadz Abu Haitsam Iqbal

483. Ustadz Ayyub Novel Baya'syut

484. Ustadz Zahid Hadromi

485. Ustadz Muhammad Talase

486. Ustadz Mulyo Agung

487. Ustadz Afrokhi Abdul Ghoni

488. Ustadz Abu Salima Supriadi

489. Ustadz Abu Rofi' Robby Kader

490. Ustadz Rosyid Al-Jundi

491. Ustadz Asmon Nurijal

492. Ustadz Muhammad Ihsan (Sawahlunto)

493. Ustadz Dano Abdurrazaq Al-Hasany

494. Ustadz Metri Yondi

495. Ustadz Ibnu Sutopo Yuonoa

496. Ustadz Rizki Amipon Dasa

497. Ustadz Sulaiman Rasyid Al-Maidany

498. Ustadz Rosyid Abu Rosyidah

499. Ustadz Bilal Abu Azfa

500. Ustadz Heri Abu Salman

501. Ustadz Syaifuddin Abu Zain

502. Ustadz Satria Habibi

503. Ustadz Syamsu Alam

504. Ustadz Abu Rima Asik Amali

505. Ustadz Abu Yahya Rohmanto

506. Ustadz Fatih Mufarrih

507. Ustadz Nur Hidayanto

508. Ustadz Hafidz Al-Mustofa

509. Ustadz Abdurrahman Ash-Shaqali

510. Ustadz Agus Setiawan Abul Ala

511. Ustadz Ibrahim Adam Khan

512. Ustadz Dahlan Sholeh

513. Ustadz Kholiful Hadi (Murid Syaikh Muqbil)

514. Ustadz Abu Yusuf Ahmad Jamil

515. Ustadz Muhammad Iqbal Astar

516. Ustadz Abu Amr Abdurrahman Al-Maidany

517. Ustadz Nasiruddin Irfan

518. Ustadz Abdurrahman Abu Dihyah

519. Ustadz Abu Ghozi Asraruddin

520. Ustadz Abul Hasan Ali Al-Maidany

521. Ustadz Ahmad Zamroni

522. Ustadz Fathul Mubarok Al-Kutawy

523. Ustadz Maulana Syahrin Al-Banjary

524. Ustadz Jaka Ibnu Zulkifli

525. Ustadz Abu Ahmad Muhammad Rofi'i Al-Maidany

526. Ustadz Muhammad Irfandi (Murid Syaikh Usamah Hafidz)

527. Ustadz Dicky Miswardi (Pemegang Sanad Halaqoh Ijazah Tahfizh Masjid Nabawi)

528. Ustadz Abul Khair Askal (Alumni Darul Hadits Ma'rib Yaman)

529. Ustadz Yastafif

530. Ustadz Muhammad Basit

531. Ustadz Abu Ubaeidillah Arfandi Al-Kubary

532. Ustadz Hamdi Abu Abdillah

533. Ustadz Mubarak Abdul Rahim

534. Ustadz Abu Lailah Grivaldy

535. Ustadz Abdurrahman Abu Usamah

536. Ustadz Abu Hanif Ibrahim Al-Banjary

537. Ustadz Heriyadi Abu Umar

538. Ustadz Asqar Abu Ayyasy

539. Ustadz Redha Al-Khausar

540. Ustadz Edy Saputra Asyek

541. Ustadz Soepardi Ahmad

542. Ustadz Muhammad Rizky Firanda

543. Ustadz Abu Mundzir Al-Ghifary

544. Ustadz Dede Nur Iman

545. Ustadz Abu Khalid Muhammad Iqbal Al-Malanji

546. Ustadz Choirul Makrom

547. Ustadz Buya Zamzami Nas

548. Ustadz Dasman Yahya Ma'ali

549. Ustadz Fuadi Romadhon Ritonga Al-Marbawy

550. Ustadz Jauhari Siregar

551. Ustadz Ade Agustian

552. Ustadz Agus Dwiyanto

553. Ustadz Abdullah Darwanto

554. Ustadz Fajar Affandi

555. Ustadz Herman Susilo

556. Ustadz Farih Wajdi

557. Ustadz Aji Nurantono

558. Ustadz Imam Hanafi Ritonga

559. Ustadz Rahmat Gufron

560. Ustadz Ariful Bahri

561. Ustadz Taufiq Hidayat Siregar (Rantauprapat)

562. Ustadz Muazia Ulhaq

563. Ustadz Oryza Abu Hayyan

564. Ustadz dr. Zuher Muhammad Abid (Dokter)

565. Ustadz Fityan Amali

566. Ustadz Muhtadi Abdul Munib

567. Ustadz Abu Salamah Khoirul Mardi

568. Ustadz Abu Musa Fathoni

569. Ustadz Jamal Ibnu Masta

570. Ustadz Aldhi Ferdian

571. Ustadz Idrus Yusuf

572. Ustadz Chandra Abbas

573. Ustadz Aep Saepullah Ibnu Ahmad

574. Ustadz Didin Nuralam

575. Ustadz Sulaiman Abu Syeikha

576. Ustadz Hendro Abdul Ghofur

577. Ustadz Agung Budiardi Abu Zayan

578. Ustadz Rido Abu Hafidzh

579. Ustadz Luthfy Nurrozzi

580. Ustadz Husni Mubarok

581. Ustadz Faisal Abu Hafizha

582. Ustadz Beni Ardiansyah

583. Ustadz Ahmad Ali Rozaq

584. Ustadz Dzikrullah Azra

585. Ustadz Firmansyah Abu Fauzan

586. Ustadz Abu Yahya Tomy

587. Ustadz Mahmud Bakari

588. Ustadz Abu Hudzaifah Thohir (Alumni Darul Hadits Fiyusy Yaman)

589. Ustadz Hamdi Maspeke

590. Ustadz Nurdin Al-Fasih

591. Ustadz Ilham Kaning

592. Ustadz Abu Ja'far Khalil Gibran

593. Ustadz Fauzy Junaidi

594. Ustadz Fadhil Huwaidy

595. Ustadz Datyadikara

596. Ustadz Fahri Umar

597. Ustadz Adnan As-So'dy

598. Ustadz Galih Suarsa

599. Ustadz Salman Zulfahmi

600. Ustadz Arip Priyadi

601. Ustadz Rijal Arifin

602. Ustadz Muhammad Hazim

603. Ustadz Dedi Permadi

604. Ustadz Ade Abu Muadz

605. Ustadz Bubun Abu Syu'ban

606. Ustadz Fawwaz bin Yusuf

607. Ustadz Yudi Nurdani

608. Ustadz Ahmad Azzam Yasir

609. Ustadz Abu Isa Abdullah bin Salam

610. Ustadz Martin Mawardi

611. Ustadz Abu Sufyan Marsin

612. Ustadz Erfandoni Tarmizi

613. Ustadz Abu Ahmad Pepen Suhendra

614. Uatadz Abu Tsabitah Andi Ruswandi

615. Ustadz Daniel Utsman

616. Ustadz Asep Mulyana

617. Ustadz Muhammad Zamzami Islamy

618. Ustadz Abu Ibrahim Muhammad Az-Zuhandi

619. Ustadz Abu Zubair Abul Mauludi

620. Ustadz Saleh Hasan Bajrey

621. Ustadz Abu Faiz Iyan Sopian

622. Ustadz Dede Yan Al-Fadhl

623. Ustadz Abu Umair Umar Sulaiman

624. Ustadz Abu Muhammad Ade Abdurrahman

625. Ustadz Aslam Muhsin Abidin

626. Ustadz Abu Ayyub Bangun Al-Langkati

627. Ustadz Abdullah Adangton

628. Ustadz Abu Abdirrohman Abdul Halim Asy-Syirbuny (Alumni Darul Hadits Dammaj Yaman)

629. Ustadz Daud Muttaqin

630. Ustadz Wildan Faroz

631. Ustadz Sandi Sudirman

632. Ustadz Abdurrahman Ayyub (rahimahullah)

633. Ustadz Abu Shafwan Taufiq Usman

634. Ustadz Hudzaifah bin Muhammad

635. Ustadz Fitri bin Dede

636. Ustadz Latif Muhammad

637. Ustadz Juli Dermawan (Alumni Ma'had I'dad Al-Aimmah Mekkah)

638. Ustadz Muhamad Arifin Siregar

639. Ustadz Umair Suharlan

640. Ustadz Rizki Baswedan

641. Ustadz Abu Sabila Budi Setyawan

642. Ustadz Zuhdi Amin

643. Ustadz Agus Makmun

644. Ustadz Ahmad Mustaqim

645. Ustadz Endang Sutedi

646. Ustadz Hamzah Mudzakar

647. Ustadz Abu Syarif Abdillah Hafsh

648. Ustadz Tegar Alfiyanto

649. Ustadz Arya Widaya

650. Ustadz Nursidin Hamdi

651. Ustadz Abdul Hakim Rahmatullah

652. Ustadz Abu Uwais Abdurrohim

653. Ustadz Abu Aisha Fadel Ahmad

654. Ustadz Abu Ruwaifi Saryanto

655. Ustadz Abu Abdillah Sigit Ari Wibowo

656. Ustadz Abu Zubair Faturrahman

657. Ustadz Hifni Nashif Umar

658. Ustadz Suhuf Subhan

659. Ustadz Arif Abu Abdirrahman

660. Ustadz Basuki Rahmat

661. Ustadz Nurul Zakaria

662. Ustadz Abu Muslim Bayu

663. Ustadz Winning Son Ashari

664. Ustadz Abu Ishlah

665. Ustadz Rahmat Pujianto

666. Ustadz Mochamad Taufiq bin Badri

667. Ustadz Abu Rozan Hermanto

668. Ustadz Muhammad Kholil

669. Ustadz Danang Santoso

670. Ustadz Abu Harits Al-Jawi

671. Ustadz Ade Hermadi

672. Ustadz Andik Yudiawan

673. Ustadz Hisyam Al-Katiri

674. Ustadz Fauzi Iskandar

675. Ustadz Moch. Haekal Awla

676. Ustadz Syamsidar Mahyan Su'ud (Alumni Darul Hadits Ma'rib Yaman)

677. Ustadz Abu Hafs Wendri

678. Ustadz Abu Dawud Al-Atsary

679. Ustadz Abu Shofiyah Basuni

680. Ustadz Muhammad Fauzan bin Ahmad

681. Ustadz Asmuni Abdussyakur

682. Ustadz Hedi Kurniadi

683. Ustadz Haidir Rahman

684. Ustadz Abu Hudzaifah Ath-Thalibi

685. Ustadz Rahmat Nur Hidayat

686. Ustadz Abduh Ar-Rosyad

687. Ustadz Yogi Abu Sumayyah

688. Ustadz Farhan Rahim El-Hubby

689. Ustadz Said Salamah

690. Ustadz Abu Ahmad Supiandi

691. Ustadz Mahmudi Arif Dahlan

692. Ustadz Fikri Al-Hamdi

693. Ustadz Riki Abu Ibrahim

694. Ustadz Ahmad Rusli Abu Auf

695. Ustadz Abul Abbas Khosy'in

696. Ustadz Firman Anshori

697. Ustadz Abdullah Furqon

698. Ustadz Eko Yulianto

699. Ustadz Purwanto Abu Mubarok

700. Ustadz Joni Indo Abu Farwa

701. Ustadz Fahrudin Majid

702. Ustadz Abu Abdillah Irsan

703. Ustadz Kailani Umar

704. Ustadz Abdurrahim Abu Ukasyah

705. Ustadz Muhammad Amruddin

706. Ustadz Salman Abu Saroh

707. Ustadz Abu Hammam Ahmad Izzah

708. Ustadz Anas Abu Nadiya

709. Ustadz Ghozi Abiyyi

710. Ustadz Dimas Panji

711. Ustadz Iwan Abu Al-Fatih

712. Ustadz Sutan Jefri bin Marzuki

713. Ustadz Abu Faizah Dirham

714. Ustadz Amrullah Akhadinta

715. Ustadz Mukhlis Maimun

716. Ustadz Rio Santoso

717. Ustadz Dzaki Abdullah

718. Ustadz Isnen Azhar

719. Ustadz Azwar Busyairi

720. Ustadz Azriyat

721. Ustadz Hilal Abu Naufal Al-Makassari

722. Ustadz Muhammad Wujud Arba'in

723. Ustadz Upang Bahrudin

724. Ustadz Abdurrahim Ayyub

725. Ustadz Nur Hasan Yazid

726. Ustadz Thofa Nur Cholis

727. Ustadz Sofyan Ahmad Madiu

728. Ustadz Abu Aslam Benni Mahaputra

729. Ustadz Fajril Huda

730. Ustadz Roziqien M Tahiyat

731. Ustadz Oktarizal Firza

732. Ustadz Ahmad Daniel

733. Ustadz Bambang Eka Kencana

734. Ustadz Abu Faiz Abdullah

735. Ustadz Abu Rifqi Al-Asrofi

736. Ustadz Abu Husna Afdal

737. Ustadz Reno Ardiyan

738. Ustadz Jefrizal Abu Muhammad

739. Ustadz Rayhan Ali Arifin

740. Ustadz Arsyid Shiddiq

741. Ustadz Yasir Abu Yasir

742. Ustadz Hasim Ikhwanuddin

743. Ustadz Ristiyan Ragil

744. Ustadz Abu Abdillah Imam Syarifuddin

745. Ustadz Syech Muammar

746. Ustadz Zulkhairi

747. Ustadz Anas Wahyudi Arif

748. Ustadz Abu Rayyan Abdullah Hasbi

749. Ustadz Muhammad Fauzan

750. Ustadz Abu Ashraf Muhammad Mardhatillah

751. Ustadz Abu Mu'adz Imam Maulid

752. Ustadz Umul Huruf Yuzi

753. Ustadz Abu Unaisah Miswan Rusdi

754. Ustadz Abu Hudzaifah Umar

755. Ustadz Abdul Mughni Abu Hatim

756. Ustadz Abu Faiq Urfa Furota

757. Ustadz Gufron Halimi

758. Ustadz Abu Ayman Davit Saputra

759. Ustadz Tri Fadli Wibowo

760. Ustadz Imron Abdurasyid

761. Ustadz Junaid bin Ibrahim Iha

762. Ustadz Ismail Abbas Margam

763. Ustadz Isnain La Harisi

764. Ustadz Muqorrobin Yusuf

765. Ustadz Fauzi M Noor

766. Ustadz Iwan Kurniawan

767. Ustadz Abu Abdin Naafi'

768. Ustadz Nashr bin Abdul Karim

769. Ustadz Abu Kayyisah

770. Ustadz Muhammad Gunawan

771. Ustadz Abdullah Banawi

772. Ustadz Abu Husein Shiddiq As-Sawy

773. Ustadz Umam Abu Dhihyah

774. Ustadz Nur Hari Abu Aminah

775. Ustadz Muhammad Azizan

776. Ustadz Subakir Ahmad

777. Ustadz Yakub Akhmadi

778. Ustadz Agus Barnianto

779. Ustadz Ahmad Faiz Asifuddin

780. Ustadz Faizal Mista

781. Ustadz Muhammad Khidir Unaaha

782. Ustadz Abu Abdillah Rikrik Aulia Rahman

783. Ustadz Muhammad Alif

784. Ustadz Wahyu Abu Ubaid

785. Ustadz Khusnul Anam

786. Ustadz Asril Ilyas

787. Ustadz Hamdi Al-Bakry

788. Ustadz Muhammad Jundi

789. Ustadz Sofian Hadi Al-Batawi

790. Ustadz Magrib Al-Farisi

791. Ustadz Abu Salim Waldi

792. Ustadz Asep Abdul Malik

793. Ustadz Rizqi Amirurrosyid

794. Ustadz Hasan Armin Akbar

795. Ustadz Lukman Syafi'i

796. Ustadz Jajang Ibnu Hajar

797. Ustadz Marwan Abu Raihana

798. Ustadz Unang Sodikin

799. Ustadz Mufy Hanif Thalib

800. Ustadz Beny Ardiansyah

801. Ustadz Abu Shofiya Muhaimin Azis

802. Ustadz Andri Yanto Syamsyudin

803. Ustadz Zaki Yamani

804. Ustadz Agil Pradana

805. Ustadz Atori Husen

806. Ustadz Ahmad Abu Fadhl

807. Ustadz Firdaus Basyir As-Subayanji

808. Ustadz Abu Yusuf Akhmad Ja'far

809. Ustadz Hafzan El-Hadi

810. Ustadz Abdullah Abu Salman

811. Ustadz Wira Mandiri Bachrun (Alumni Darul Hadits Syihr, Yaman)

812. Ustadz Tri Juli Ruslan

813. Ustadz Hanan Bahanan (Murid Syaikh Muqbil Al-Wadi'i)

814. Ustadz Zuhair Abu Hamzah

815. Ustadz Rahmat Hidayat Bachtiar

816. Ustadz Mujibullah

817. Ustadz Hudzaifah Maricar

818. Ustadz Emha Amiinullah

819. Ustadz Haris Hermawan

820. Ustadz Abul Wafa Makmur Ali

821. Ustadz Ujie Effendi

822. Ustadz Gusnu Algani

823. Ustadz Muhammad Kurnaini

824. Ustadz Habibie Hamzah

825. Ustadz Khotimin

826. Ustadz Umbu Aha

827. Ustadz Abu Sholih Harno

828. Ustadz Ibrohim Anas

829. Ustadz Dody Palalek

830. Ustadz Abu Ahnaf Al-Banjary

831. Ustadz Amirul Hadi

832. Ustadz Muhammad Irfan Nasution

833. Ustadz Rasyid Aus

834. Ustadz Abdul Aziz Al-Maidany

835. Ustadz Abu Imana

836. Ustadz Nur Alin

837. Ustadz Dzikrulloh Arza

838. Ustadz Ade Ading

839. Ustadz Hatim Abdullah

840. Ustadz Abu Saleemah

841. Ustadz Ali Muyassar Rasyid

842. Ustadz Rizky Will Ramadhan

843. Ustadz Abu Sabila Budi Setiawan

844. Ustadz Khoiri As-Salaky

845. Ustadz Adi Satria

846. Ustadz Rusmaji

847. Ustadz Abu Ubaidirrahman

848. Ustadz Akhsanuddin

849. Ustadz Rifaq Aunur Rafiq

850. Ustadz Suhardi Abu Qonita

851. Ustadz Suri Suryana Abdullah

852. Ustadz Rofi ibn Sa'ad Al-Jawy

853. Ustadz Abu Ibrohim Abdul Khaliq

854. Ustadz Abu Hanafi As-Sundawy

855. Ustadz Dadang Abu Abdillah

856. Ustadz Muhammad Rafiq Mustain

857. Ustadz Farhan Baraba

858. Ustadz Ramdana Abu Usamah

859. Ustadz Subhan Apriando

860. Ustadz Edi Susanto

861. Ustadz Muhammad Abu Rivai

862. Ustadz Muhammad Jauhary

863. Ustadz Abu Muhammad Syihabuddin Al-Atsary

864. Ustadz Abu Ahnaf Arsyad Al-Manokwary

865. Ustadz Husain Al-Auza'i

866. Ustadz Abu Fatimah Disky Berampu

867. Ustadz Abu Maudhunah Azaila'i

868. Ustadz Irfan Thoyyib

869. Ustadz Yusron Al-Haddad

870. Ustadz Khairul Umam

871. Ustadz Haidir Abdurrahman Husain

872. Ustadz Abu Usamah Herwanto

873. Ustadz Asyhari Masduki

874. Ustadz Ryan Rahman Hakim

875. Ustadz Malik Ashari

876. Ustadz Hamzah As-Sindy

877. Ustadz Harits Muhammad Arif

878. Ustadz Muhammad Rifqi Al-Kalimantani

879. Ustadz Sofyan Saladin

880. Ustadz Tega Barudin

881. Ustadz Asep Seppudin

882. Ustadz Pangadilan Harahap

883. Ustadz Ari Setiawan (Alumni STDI Jember)

884. Ustadz dr. Sandro Wills (Dokter)

885. Ustadz Sukirman (Binjai)

886. Ustadz Fauzy Basulthona

887. Ustadz Oryza Abu Sulaiman

888. Ustadz Azis Faturokhman

889. Ustadz Abu Ibrahim Muhammad Mundzir

890. Ustadz dr. Budi Handono (Dokter)

891. Ustadz Fandi Abu Maryam

892. Ustadz Abu Fauzan Gaos bin Ibrahim

893. Ustadz Haidar Askarulqohar

894. Ustadz Hidayatullah Ismail

895. Ustadz Mumuh Mukhtaruddin

896. Ustadz Abu Qotada Al-Barowy

897. Ustadz Ahmad Mudzakkir

898. Ustadz Arsil Anwar

899. Ustadz Ahmad Aqil

900. Ustadz Ramli Shalih

901. Ustadz Ahmad Amirul

902. Ustadz Ayyasy Al-Maidany

903. Ustadz Rizky Abu Ilyasa

904. Ustadz Abu Hanif Ali Patada

905. Ustadz Yusuf Surya

906. Ustadz Yaumil Akhir

907. Ustadz Sanusi Daris

908. Ustadz Irfandi Makku

909. Ustadz Ibnu Majah, BA

910. Ustadz Riswan Batubara

911. Ustadz Abdussalam S (Binjai)

912. Ustadz Adil Harahap

913. Ustadz Abul Hajjaj Abdurrohman (Alumni Darul Hadits Fiyusy, Yaman)

914. Ustadz Abu Ibrahim Yusufbb

915. Ustadz Abu Ja'far Syamsul Arifin

916. Ustadz Rahmad Mudasir

917. Ustadz Asriadi Abdul Aziz

Dan masih banyak lagi….


HAFIDZHAHUMULLAHU TA’ALA (Semoga Allah menjaga mereka semua). Silahkan ambil ilmu sebanyak-banyaknya dari para asatidz sunnah kita di atas, karena mereka senantiasa berada di atas manhaj di atas yang benar. Mereka saling merekomendasikan satu sama lain dan sama-sama bertujuan satu, yakni mengajarkan bagaimana beragama yang benar sesuai manhaj salafush sholih. Adapun perselisihan yang terjadi di antara mereka adalah hal yang lumrah terjadi sebagaimana para ulama juga ada yang berselisih. Mereka tidaklah didanai oleh Amerika ataupun ISIS, mereka bukanlah teroris. Mereka murni ingin mengajarkan agama dan kebaikan di tanah air kita tercinta ini. Terserahlah menyebut mereka wahabi, salafi, sesat. Akan tetapi silahkan tabayyun terlebih dahulu, silahkan lihat ceramah-ceramah mereka dengan hati yang bersih. Anda akan menilainya sendiri.


Barokallahu fikum





Minggu, 10 Oktober 2021

MENGAPA GENERASI TERBAIK UMAT ISLAM TIDAK MERAYAKAN MAULID NABI ?

 Mengapa Generasi Terbaik Umat Islam Tidak Merayakan Maulid ?


Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Rahimahullaah



Perayaan Maulid Nabi tidak dikenal oleh generasi salafus shalih. Serta tidak dilakukan oleh Khulafa Ar Rasyidin, juga tidak dilakukan oleh para sahabat Nabi atau pun juga oleh para tabi’in yang mengikuti mereka dengan baik. Juga tidak dilakukan oleh para imam kaum Muslimin yang hidup setelah mereka.


Dari sini kita bertanya-tanya: apakah kita yang hidup sekarang ini lebih hebat dalam mengagungkan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam daripada mereka? Jawabnya tentu tidak.


Apakah kita yang hidup sekarang ini lebih hebat cintanya kepada Rasulullah daripada mereka? Jawabnya tentu tidak.


Jika demikian maka sudah semestinya kita mengikuti jejak mereka dan sudah semestinya kita tidak merayakan Maulid Nabi (sebagaimana juga mereka tidak merayakan). Karena amalan tersebut adalah perkara baru dalam agama.


Bagaimana ajaran Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dalam hal ini? Mengapa beliau tidak membuat perayaan hari kelahirannya? Bagaimana ajaran para Khulafa Ar Rasyidin dalam hal ini? Apakah mereka jahil tentang kebaikan perayaan ini? Ataukah mereka mendiamkan sebuah kebenaran (jika memang perayaan ini benar)? Ataukah mereka enggan mengadakannya karena mereka sombong? Semua ini tidaklah mungkin.


Dan tidak ragu lagi bahwa orang yang merayakan Maulid Nabi ini mereka dilandasi oleh niat yang baik. Mungkin karena kecintaan kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam atau mungkin karena meniru kaum Nasrani yang mereka merayakan hari kelahiran Isa bin Maryam ‘alaihissalam. Lalu mereka mengatakan: (dengan alasan ini) tentu kami lebih benar.


Namun semua alasan tersebut tidak dibenarkan. Karena seseorang itu semakin ia cinta kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ia akan semakin jauh dari bid’ah. Karena jika seseorang merayakannya lalu berkata: “saya bertaqarrub kepada Allah dengan perayaan ini”, maka kami katakan: “Namun anda telah memasukkan ke dalam agama Allah suatu ritual yang bukan berasal dari-Nya, dan anda melangkahi Allah dan Rasul-Nya (dengan membuat ritual baru dalam agama)”.


Jika mereka mengatakan: “tapi ini sudah menjadi tradisi kami”, maka kami katakan: “apakah anda membuat suatu hari raya agama berdasarkan kepada tradisi, ataukah berdasarkan syariat?”. Tentu jawab yang benar: berdasarkan syariat.


Bahkan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ketika datang ke Madinah beliau mendapati penduduk Madinah memiliki dua hari raya yang mereka rayakan dalam rangka mengenang hari bersejarah. Lalu Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam melarangnya dengan bersabda:


« إن الله أبدلكم بخيرٍ منهما: عيد الأضحى وعيد الفطر»


“Sesungguhnya Allah telah menggantikan hari raya untuk kalian dengan hari raya yang lebih baik dari keduanya, yaitu Idul Adha dan Idul Fitri” (HR. Abu Daud 1134, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud).


Maka Bagaimana Dengan Anda Yang Malah Membuat Hari Raya Baru?


Jika mereka mengatakan: “Kami merayakan ini dalam rangka mengingat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam“.


Maka jawabannya:


Pertama, Tidaklah shahih bahwa hari kelahiran beliau pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal.


Kedua, katakanlah hal tersebut shahih. Namun yang namanya mengingat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam itu semestinya dilakukan setiap hari. Bukankah setiap Muslim setiap hari mengucapkan: asyhadu anna Muhammadar Rasulullah (aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah) dalam adzan? Bahkan dalam shalat, setiap insan juga membaca tasyahud dengan membaca:


السلام عليك أيها النبي ورحمة الله وبركاته، السلام علينا وعلى عباد الله الصالحين، أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمداً عبده ورسوله


“Semoga keselamatan dilimpahkan atasmu wahai Nabi, serta rahmat Allah dan keberkahan dari-Nya. Semoga keselamatan dilimpahkan kepada kami dan juga kepada para hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah”


Mengingat Rasulullah itu semestinya terus-menerus di dalam hati seorang Mukmin dan bukan dikhususkan dalam satu hari saja.Namun sayangnya dikarenakan banyak orang yang tidak memahami hal ini dan tidak memahami bahaya bid’ah, mereka mengadakan perayaan seperti ini terus-menerus (setiap tahun).


Tapi walhamdulillah, ada secercah harapan baik, karena mulai banyak juga orang-orang di masa ini, khususnya para pemuda, yang memahami masalah ini dan memahami bahwasanya perayaan ini adalah bid’ah yang tidak ada asalnya dan tidak ada tuntunannya.


*******

Sumber: Al Liqa Asy Syahri (rekaman n0. 66),


Sumber: TG @ Fawaid Kang Aswad



SEJARAH MUNCULNYA PERINGATAN MAULID NABI


Sejarah Munculnya Peringatan Maulud Nabi


Disebutkan para ahli sejarah bahwa kelompok yang pertama kali mengadakan maulid adalah kelompok Bathiniyah, mereka menamakan dirinya sebagai Bani Fatimiyah dan mengaku sebagai keturunan ahli bait (keturunan Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam). Disebutkan bahwa kelompok Batiniyah memiliki 6 peringatan maulid, yaitu maulid Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, maulid Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, maulid Fatimah, maulid Hasan, maulid Husain dan maulid penguasa mereka. Daulah Bathiniyah ini baru berkuasa pada awal abad ke-4 H. Oleh karena itu, para ulama sepakat bahwa maulid Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam baru muncul di zaman belakangan, setelah berakhirnya massa tiga abad yang paling utama dalam umat ini (al quruun al mufadholah). Artinya peringatan maulid ini belum pernah ada di zaman Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam dan para sahabat, tabi’in dan para tabi’ tabi’in.

Al Hafizh As Sakhawi mengatakan: “Peringatan maulid Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam belum pernah dinukil dari seorang pun ulama generasi terdahulu yang termasuk dalam tiga generasi utama dalam Islam. Namun peringatan ini terjadi setelah masa itu.”

Pada hakikatnya, tujuan utama daulah ini mengadakan peringatan maulid Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam adalah dalam rangka *menyebarkan aqidah dan kesesatan mereka. Mereka mengambil simpati kaum muslimin dengan kedok cinta ahli bait Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam. (Dhahiratul Ihtifal bil Maulid An Nabawi, Abdul Karim Al Hamdan)

Siapakah Bani Fatimiyah?

Bani Fatimiyah adalah sekelompok orang Syiah pengikut Ubaid bin Maimun Al Qoddah. Mereka menyebut dirinya sebagai Bani Fatimiyah karena menganggap bahwa pemimpin mereka adalah keturunan Fatimah putri Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam. Meskipun aslinya ini adalah pengakuan dusta. Oleh karena itu, nama yang lebih layak untuk mereka adalah Bani Ubaidiyah bukan Bani Fatimiyah. Kelompok ini *memiliki paham Syiah Rafidhah yang menentang Ahlusunnah* dari sejak didirikan sampai masa keruntuhannya berkuasa di benua Afrika bagian utara selama kurang lebih dua abad. Dimulai sejak keberhasilan mereka dalam meruntuhkan daulah Bani Rustum tahun 297 H dan diakhiri dengan keruntuhan mereka di tangan daulah Salahudin Al Ayyubi pada tahun 564 H. (Ad Daulah Al Fathimiyah, Ali Muhammad As Shalabi).

Daulah Fatimiyah ini memiliki hubungan erat dengan kelompok Syiah Al Qaramithah Bathiniyah. Perlu diketahui bahwa Kelompok Al Qaramithah Bathiniyah ini memiliki keyakinan yang sangat menyimpang dari ajaran Islam. Di antaranya mereka hendak menghilangkan syariat haji dalam agama Islam. Oleh karena itu, pada musim haji tahun 317 H kelompok ini melakukan kekacauan di tanah haram dengan membantai para jama’ah haji, merobek-robek kain penutup pintu ka’bah, dan merampas hajar aswad serta menyimpannya di daerahnya selama 22 tahun. (Al Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir).

Siapakah Abu Ubaid Al Qoddah?

Nama aslinya Ubaidillah bin Maimun, kunyahnya Abu Muhammad. Digelari dengan Al Qoddah yang artinya mencolok, karena orang ini suka memakai celak sehingga matanya kelihatan mencolok. Pada asalnya dia adalah *orang Yahudi yang membenci Islam dan hendak menghancurkan kaum muslimin dari dalam.* Dia menanamkan aqidah Batiniyah. Dimana setiap ayat Alquran itu memiliki makna batin yang hanya diketahui oleh orang-orang khusus di antara kelompok mereka. Maka, dia merusak ajaran Islam dengan alasan adanya wahyu batin yang dia terima dan tidak diketahui oleh orang lain. (Al Ghazwul Fikr dan Ad Daulah Al Fathimiyah, Ali Muhammad As Shalabi).

Dia adalah pendiri dan sekaligus orang yang pertama kali memimpin Bani Fatimiyah.  Pengikutnya menggelarinya dengan Al Mahdi Al Muntazhar (Al Mahdi yang dinantikan kedatangannya). Berasal dari Iraq dan dilahirkan di daerah Kufah pada tahun 206 H. Dirinya mengaku sebagai keturunan salah satu ahli bait Ismail bin Ja’far As Shadiq melalui pernikahan rohani (nikah non fisik). Namun kaum muslimin di daerah Maghrib (Maroko) mengingkari pengakuan nasabnya. Yang benar dia adalah keturunan Said bin Ahmad Al Qoddah. Terkadang orang ini mengaku sebagai pelayan Muhammad bin Ja’far As Shodiq. Semua ini dia lakukan dalam rangka menarik perhatian manusia dan mencari simpati umat. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak di antara orang-orang yang tidak tahu di daerah Afrika membenarkannya dan menjadikannya sebagai pemimpin. (Al Bidayah wan Nihayah karya Ibn Katsir dan Ad Daulah Al Fathimiyah karya Ali Muhammad As Shalabi).

Sikap Para Ulama Terhadap Bani Ubaidiyah (Fatimiyah)

Para ulama Ahlussunnah telah menegaskan status *kafirnya* klan ini. Karena aqidah mereka yang *menyimpang*. Para ulama menegaskan tidak boleh bermakmum di belakang mereka, tidak boleh menyalati jenazah mereka, tidak boleh adanya hubungan saling mewarisi di antara mereka, tidak boleh menikah dengan mereka, dan sikap-sikap lainnya sebagaimana yang selayaknya diberikan kepada orang kafir. Di antara ulama Ahlussunnah yang sezaman dengan mereka dan secara tegas menyatakan kekafiran mereka adalah As Syaikh Abu Ishaq As Siba’i. Bahkan beliau mengajak untuk memerangi mereka.

Syaikh Al Faqih Abu Bakr bin Abdur Rahman Al Khoulani menceritakan: “Syaikh Abu Ishaq bersama para ulama lainnya pernah ikut memerangi Bani Aduwillah (Bani Ubaidiyah) bersama bersama Abu Yazid. Beliau memberikan ceramah di hadapan tentara Abu Yazid: ‘Mereka mengaku ahli kiblat padahal bukan ahli kiblat, maka kita wajib bersama pasukan ini yang merupakan ahli kiblat untuk memerangi orang yang bukan ahli kiblat (yaitu Bani Ubaidiyah)…’” Di antara ulama yang ikut berperang melawan Bani Ubaidiyah adalah Abul Arab bin Tamim, Abu Abdil Malik Marwan bin Nashruwan, Abu Ishaq As Siba’i, Abul Fadl, dan Abu Sulaiman Rabi’ Al Qotthan. (Ad Daulah Al Fathimiyah, Ali Muhammad As Shalabi). Sampai akhirnya mereka ditaklukkan oleh Salahudin Al Ayyubi.

Setelah kita memahami hakikat peringatan maulid yang sejatinya digunakan sebagai sarana untuk menyebarkan aqidah kekafiran Bani Ubaidiyah, akankah kita selaku kaum muslimin yang membenci mereka melestarikan syiar orang-orang yang memusuhi ajaran Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam?? Perlu kita ketahui bahwa merayakan maulid bukanlah wujud cinta kita kepada Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam. Bukankah para sahabat, ulama-ulama Tabi’in, dan Tabi’ Tabi’in adalah orang-orang yang paling mencintai Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam. Namun *tidak tercatat dalam sejarah bahwa mereka merayakan peringatan maulid.* Akankah kita katakan mereka tidak mencintai Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam.

Seorang penyair mengatakan: Jika cintamu jujur tentu engkau akan menaatinya…
karena orang yang mencintai akan taat kepada orang yang dia cintai…

Cinta yang sejati bukanlah dengan merayakan hari kelahiran seseorang, namun cinta yang sejati adalah dibuktikan dengan ketaatan kepada orang yang dicintai. Dan bagian dari ketaatan kepada Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam adalah dengan tidak melakukan perbuatan yang tidak beliau ajarkan.

Wallahu Waliyyut Taufiq

______________________

Oleh: Ammi Nur Baits, ST, BA

Sumber: konsultasisyariah.com