Jumat, 27 April 2018

BANGUN KESIANGAN, BOLEHKAH SHOLAT SUNNAH QOBLIYAH DI QODHO ?

BANGUN KESIANGAN, BOLEHKAH SHOLAT SUNNAH FAJAR DI QODHO ?

PERTANYAAN :

Bolehkan kita melakukan shalat qoblia Shubuh setelah shalat Shubuh ?



Jawab :

Bismillah. Washolaatu was Salam ‘ala Rasulillah, wa ba’d.

Sholat sunnah Fajar memiliki keutamaan yang besar. Dalam hadits diterangkan bahwa pahala sholat ini lebih baik daripada dunia seisinya. Wajar bila seorang muslim merasa rugi bila terluputkan dari dua rakaat ini.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

“Dua raka’at Fajar (sholat qobliyah Shubuh) itu lebih baik dari dunia dan seisinya.”
(HR. Muslim, dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha).

Namun tidak perlu berkecil hati saat terlewat melakukannya sebelum sholat Shubuh. Karena masih ada kesempatan untuk melakukan shalat sunnah Fajar meskipun telah lewat dari waktu asalnya (yakni, sebelum shalat Shubuh setelah terbit Fajar shodiq).

Bagi yang tidak bisa melakukan sholat sunnah Fajar sebelum Shubuh, maka bisa meng-qodho’nya pada dua waktu berikut :

[1] Setelah melakukan sholat Shubuh.

[2] Setelah terbit matahari.

Sebagaimana keterangan dalam hadits berikut :

Dari Muhammad bin Ibrahim, dari kekeknya yang bernama Qois beliau mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar (dari rumah beliau) lalu iqamah dikumandangkan. Akupun melakukan shalat Shubuh bersama beliau. Setelah itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berlalu dan mendapatiku sedang shalat. Beliau lantas bersabda,

َ مَهْلًا يَا قَيْسُ أَصَلَاتَانِ مَعًا ؟

“Tunggu ya Qois ! Apakah kamu mengerjakan dua shalat bersama kami ?”

Aku lalu menjawab, “Aku belum mengerjakan dua rakaat sebelum Fajar ya Rasulullah.”

Lalu beliau bersabda,

فَلَا إِذَنْ

“Kalau begitu silahkan.”
(HR. Tirmidzi ).

Hadits ini menerangkan bolehnya meng-qodho’ sholat sunnah Fajar setelah melakukan sholat Shubuh. Seperti yang dilakukan oleh shahabat Qois, dan Nabi mempersilakan beliau.

Kemudian hadits lain yang menerangkan boleh meng-qodho’nya setelah terbit Fajar adalah berikut.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

نام عن ركعتي الفجر فقضاهما بعد ما طلعت الشمس

“Siapa yg tertidur dari melakukan dua raka’at Fajar, maka hendaklah ia meng-qodo’ nya setelah terbit matahari.” (HR. Ibnu Majah, dinilai shahih oleh Syaikh Albani).


Namun yang lebih afdol ditunda sampai terbit matahari. Karena meng-qodho’nya setelah terbit matahari berdasarkan pada perintah langsung dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Adapun melakukannya setelah sholat Shubuh, hanya berdasar pada persetujuan (taqrir) beliau (sebagaimana keterangan dalam dua hadits di atas). Sementara dalil yang bersumber dari perintah langsung dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lebih kuat daripada yang hanya berisi persetujuan beliau.

Syaikh Ibnu Baz rahimahullah menfatwakan,

إذا لم يتيسر للمسلم أداء سنة الفجر قبل الصلاة ، فإنه يخير بين أدائها بعد الصلاة أو تأجيلها إلى ما بعد ارتفاع الشمس ، لأن السنة قد ثبتت عن النبي صلى الله عليه وسلم بالأمرين جميعا، لكن تأجيلها أفضل إلى ما بعد ارتفاع الشمس لأمر النبي صلى الله عليه وسلم بذلك ، أما فعلها بعد الصلاة فقد ثبت من تقريره عليه الصلاة والسلام ما يدل على ذلك.

“Bila seorang muslim terluputkan dari melakukan sunnah Fajar sebelum sholat Shubuh, maka dia boleh melakukannya setelah setelah sholat atau menundanya sampai terbit matahari. Dua pilihan ini ada dalilnya dari hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

Akan tetapi menundanya sampai terbit matahari itu lebih afdol. Berdasarkan pada perintah Nabi shallallahu alaihi wa sallam untuk melakukannya pada waktu tersebut. Adapun melakukannya setelah sholat Shubuh, itu berdasarkan persetujuan beliau ‘alaisshalatu wa sallam.”
(Majmu’ Fatawa, Ibnu Baz 11/373).

Wallahu a'lam bish showab.

Madinah An Nabawiyah, 12 Rajab 1437 H
Dijawab oleh Ustadz Ahmad Anshari, Lc

https://konsultasisyariah.com/27692-qadha-shalat-sunah-fajar-setelah-sholat-subuh.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar