Kamis, 09 November 2017

BANTAHAN UNTUK HADITS PALSU TENTANG KEUTAMAAN AHLUL BAIT

ANCAMAN BAGI ORG YG MENZHALIMI DZURRIYAH RASUL ALLAH SAW

DALIL HADITS SHOHIH :

1. Allah swt marah kepada orang yang membenci ahlu bait.
 a. Rasulullah saw bersabda :
 … وهم عِتْرَتِي , خُلِقُوا مِنْ طِيْنَتِي , فَوَيْلٌ لِلْمُكَذِّبِيْنَ بِفَضْلِهِمْ , من احبهم احبه الله
 ومن أبغضهم أبغضه الله
 “… Mereka adalah keturunanku dan diciptakan dari tanahku. Celakalah   dari ummatku yang mendustakan keutamaan mereka. Siapa yang mencintai   mereka maka Allah akan mencintainya, siapa yang membenci mereka maka   Allah akan membencinya”.
Kanz al-Ummal (12/98)

 b. Rasulullah saw bersabda :
 ألا و من ابغض آل محمد جاء يوم القيامة مكتوبا بين عينيه : آئس من رحمة الله
 Sungguh  siapa yang membenci keluarga Muhammad saw, maka ia akan  dibangkitkan di  hari kiamat dengan tulisan di antara kedua matanya :  ‘orang ini telah  terputus dari rahmat Allah swt’.
Faraid al-Simthin (2/256)

 2. Orang yang membenci ahlu bait termasuk golongan munafik.
 a. Rasulullah saw bersabda :
 من أبغضنا أهل البيت فهو منافق
 Siapa orang yang membenci kami ahlu bait adalah termasuk golongan munafik.
Al-Dur al-Mansur (7/349), Fadhail al-Sahabah (2/661)

 b. Rasulullah saw bersabda :
 لا يحبنا أهل البيت الا مؤمن تقي , ولا يبغضنا الا منافق شقي
 Tidak  ada yang mencintai kami ahlu bait kecuali orang yang beriman  dan  bertaqwa, dan tidak ada yang membenci kami kecuali orang munafik  dan  durhaka.
Dzakhair al-Uqba : 218, al-Showaiq al-Muhriqah : 230.

 c. Rasulullah saw bersabda :
 من أبغض عترتي فهو ملعون و منافق خاسر
 Siapa yang membenci keturunanku, ia termasuk orang yang dilaknat dan munafik yang merugi
Jami’ al-Akhbar : 214

 3. Orang yang membenci ahlu bait termasuk golongan kafir.
 Rasulullah saw bersabda :
 ألا ومن مات على بغض آل محمد مات كافرا , ألا ومن مات على بغض آل محمد
 لم يشمّ رائحة الجنّة
 Sungguh  siapa yang mati dalam keadaan membenci keluarga Muhammad  saw, maka ia  mati dalam keadaan kafir. Sungguh siapa yang mati dalam  keadaan membenci  keluarga Muhammad saw, maka ia tidak akan mencium  harumnya surga.
Al-Kasyaf (3/403)

 4. Orang yang membenci ahlu bait termasuk golongan Yahudi.
 Dari Jabir bin Abdillah al-Anshari, Rasulullah saw bersabda :

 أيّها الناس , من أبغضنا اهل البيت حشره الله يوم القيامة يهوديا. يارسول الله , وإن صام
 وصلّى ؟ قال : وإن صام و صلّى
 Wahai  manusia, siapa saja yang membenci kami ahlu bait, maka Allah  swt akan  mengumpulkannya di hari kiamat dalam golongan orang-orang  Yahudi. Jabir  berkata: Ya Rasulullah, mereka adalah orang-orang yang  berpuasa dan  mengerjakan shalat. Rasul menjawab : Walaupun mereka  berpuasa dan  mengerjakan shalat.
Al-Mu’jam al-Ausath (4/212)

 5. Orang yang membenci ahlu bait masuk neraka.
 a. Rasulullah saw bersabda :
 والّذي نفسي بيده , لا يبغضنا اهل البيت احد الا أدخله الله النار
 Demi  jiwaku yang berada dalam kekuasaan-Nya, Tidaklah seorang yang  membenci  kami ahlu bait kecuali Allah swt akan masukkan ia ke dalam  neraka.
Al-Mustadrak ‘Ala Shahihain (3/162), al-Dur al-Mansur (7/349)

 b. Rasulullah saw bersabda :
 والّذي نفسي بيده , لا يبغضنا اهل البيت احد الا أكبّه الله النار
 Demi  jiwaku yang berada dalam kekuasaan-Nya, Tidaklah seorang yang  membenci  kami ahlu bait kecuali Allah swt akan masukkan ia ke dalam  neraka.
Al-Mustadrak ‘Ala Shahihain (4/392), Majma’ al-Zawaid (7/580)

 c. Rasulullah saw bersabda :
 … فَلَوْ اَنَّ رَجُلاً صفَنَ بَيْنَ الرُّكْنِ وَالمَقَامِ, وَصَلَّى وَصَامَ, ثُمَّ لقي الله , وَهُوَ مُبْغِضٌ
 لاِهْلِ بَيْتِ مُحَمَّدٍ دَخَلَ النَّارَ .
 “…  Maka sekiranya seseorang berdiri di antara salah satu sudut  Ka’bah dan  maqam Ibrahim, lalu ia shalat dan puasa, kemudian meninggal  sedangkan ia  adalah pembenci keluarga (ahlu al-bait) Muhammad, pasti ia  masuk neraka”.
Al-Mu’jam al-Kabir (11/142), al-Mustadrak ‘Ala Shahihain (3/161)

 d. Rasulullah saw bersabda :
 لا يبغضنا ولا يحسدنا احد الا ذيد يوم القيامة بسياط من النار
 Tidak  seorang pun yang membenci dan hasud kepada kami (ahlu bait)  kecuali  Allah swt akan mengusirnya di hari kiamat dengan cambuk yang  berasal  dari api neraka.
Al-Mu’jam al-Kabir (3/81)

 6. Allah swt sangat murka kepada umatnya yang menyakiti ahlu bait.
 a. Rasulullah saw bersabda :
 إشتدّ غضب الله على من آذاني في عترتي

 Allah swt sangat murka kepada orang yang menggangguku melalui keturunanku.
Ihya al-Mait al-Suyuthi : 53

 b. Rasulullah saw bersabda :
 إشتدّ غضب الله وغضبي على من أهرق دمي و آذاني في عترتي
 Allah swt dan aku sangat murka kepada orang yang menumpahkan darahku dan menyakitiku melalui keturunanku.
Dzakhoir al-Uqba : 39

 c. Rasulullah saw bersabda :
 من سبّ اهل بيتي فأنا بريء منه
 Siapa yang mencela ahlu baitku, maka aku berlepas diri darinya.
Yanabi’ al-Mawaddah (2/378)

 d. Rasulullah saw bersabda :
 من آذاني في اهلي فقد آذى الله
 Siapa yang menyakitiku dalam urusan keluargaku, maka ia telah menyakiti Allah.
Kanz al-Ummal (12/103)

 e. Rasulullah saw bersabda :
 إنّ الله تعالى يبغض الآكل فوق شبعه , والغافل عن طاعة ربه , والتارك  سنّة نبيه , والمخفر ذمّته , والمبغض عترة نبيه , والمؤذي جيرانه .
 ‘Sesungguhnya  Allah swt membenci orang yang makan di atas batas  kekenyangannya, orang  yang lali dari melaksanakan ketaatan kepada  Tuhannya, orang yang  mencampakkan sunnah nabinya, orang yang  menremehkan tanggungjawabnya,  orang yang membenci ithroh (keturunan)  nabinya dan mengganggu  tetangganya’.
Ihya al-Mait : 53

 7. Allah swt mengharamkan surga kepada orang yang menzhalimi ahlu bait.
 a. Rasulullah saw bersabda :
 إنّ الله حرّم الجنة على من ظلم اهل بيتي
 Sesungguhnya Allah swt mengharamkan surga kepada orang yang menzhalimi ahlu baitku. Dzakhoir al-Uqba : 20

 b. Rasulullah saw bersabda :
 حرّمت الجنة على من ظلم اهل بيتي و آذاني في عترتي
 Surga diharamkan bagi siapa saja yang menzhalimi ahlu baitku dan menyakiti aku melalui keturunanku.
Tafsir al-Qurthubi (16/22)

 c. Rasulullah saw bersabda :
 الويل لظالمي اهل بيتي , عذابهم مع المنافقين في الدرك الأسفل من النار
 Celakalah siapa saja yang menzhalimi ahlu baitku, mereka akan diadzab bersama orang-orang munafiq di dasar neraka.

Ket:
HADITS-HADITS DI ATAS ADALAH HADITS PALSU...!!

Di jawab oleh ustadz Indra Abu Salma :

: كلمة حق أريد بها الباطل

Kalimat hak namun yang diinginkan dengannya adalah kebatilan.

Membawa ayat-ayat untuk membenarkan kebatilannya Hadits-haditsnya pun ditempatkan tidak pada tempatnya. Pemahamannya tidak seperti pemahaman yg diinginkan Rasulullah shallallahu alaihiwasallam. Sudah sangat jelas, ahlul bait yang haram dicela itu adalah ahlul bait yang diatas jalan Rasulullah shallallahu alaihiwasallam bukan mereka yang melenceng. Tidak semua ahlul bait itu diatas kebenaran. Tidak semuanya masuk surga. Ahlul bait termasuk salah satu yang terusir dari Haudh (telaga Rasulullah shallallahu alaihiwasallam) karena perbuatan bid'ah yang mereka lakukan sepeninggal Nabi Muhammad Shallallahu alaihiwasallam.

Perhatikan hadits shahih ini:

حدثنا سعيد بن أبي مريم: حدثنا محمد بن مطَّرف: حدثني أبو حازم، عن سهل بن سعد قال:
قال النبي صلى الله عليه وسلم: إني فرطكم على الحوض، من مر علي شرب، ومن شرب لم يظمأ أبدا، ليردنَّ علي أقوام أعرفهم ويعرفونني، ثم يحال بيني وبينهم.
قال أبو حازم: فسمعني النعمان بن أبي عياش فقال: هكذا سمعت من سهل؟ فقلت: نعم، فقال: أشهد على أبي سعيد الخدري، لسمعته وهو يزيد فيها: فأقول: إنهم مني، فيقال: إنك لا تدري ما أحدثوا بعدك، فأقول: سحقاً سحقاً لمن غيَّر بعدي

"Telah menceritakan kepada kami Sa’iid bin Abi Maryam : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Mutharrif : Telah menceritakan kepadaku Abu Haazim, dari Sahl bin Sa’iid, ia berkata : Telah bersabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Sesungguhnya akulah yang pertama-tama mendatangi Haudl. Barangsiapa yang menuju kepadaku akan minum, dan barangsiapa yang minum niscaya tidak akan haus selama-lamanya. Sungguh akan ada beberapa kaum yang mendatangiku dan aku mengenalnya dan mereka juga mengenaliku, kemudian antara aku dan mereka dihalangi". Abu Haazim berkata : “Lalu An-Nu'maan bin Abi 'Ayyaasy mendengarku, lalu berkata : 'Beginikah kamu mendengar dari Sahl ?'. Aku berkata : ‘Benar’. Lalu ia berkata : ‘Aku bersaksi atas Abu Sa'iid Al-Khudriy, bahwasannya aku benar-benar telah mendengarnya dimana ia menambah lafadzh : "Lalu aku (Nabi shalallaahu ‘alaihi wa sallam) berkata : ‘Mereka ADALAH BAGIAN DARIKU !'. Namun dikatakan : 'Sungguh engkau tidak tahu apa yang mereka lakukan sepeninggalmu !' Maka aku berkata : ‘Menjauh, menjauh, bagi orang yang MENGUBAH (AGAMA) SEPENINGGALKU"
(Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 6583-6584)

Perkataan beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam :

 إنهم مني

("mereka adalah bagian dariku") merupakan lafadzh yang mengarah pertama kami kali kepada Ahlul-Bait beliau.

PERHATIKAN hadits-hadits andalan Syi'ah ini, maknanya ke mereka:

أنت مني وأنا منك

“Engkau (‘Aliy) termasuk BAGIAN DARIKU, dan akupun termasuk bagian darimu”
(Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 4251)

فاطمة بضعة مني، فمن أغضبها أغضبني

“Faathimah adalah BAGIAN DARIKU. Barangsiapa yang membuatnya marah, itu artinya juga membuatku marah”
(Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 3714)

حسين مني وأنا من حسين أحب الله من أحب حسينا حسين سبط من الأسباط

“Husain termasuk BAGIAN DARIKU dan aku termasuk bagian dari Husain. Allah akan mencintai siapa saja yang mencintai Husain. Husain adalah satu umat di antara umat-umat lain dalam kebaikan” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi no. 3775, Ahmad 4/172 dan dalam Al-Fadlaailno. 1361, Ibnu Abi Syaibah 12/102, Ibnu Maajah no. 144, Ibnu Hibbaan no. 6971 dan lainnya)

Jika mereka merubah agama, berbuat bid'ah, melanggar larangan Allah Azza Wa Jalla, mereka tak luput dari pengusiran di Haudh.
Ini tak mereka fahami, atau mereka pura-pura tidak faham.

الله أعلم

Ahlul bait yang dimaksud adalah istri-istri Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.

يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلا مَعْرُوفًا * وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأولَى وَأَقِمْنَ الصَّلاةَ وآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا * وَاذْكُرْنَ مَا يُتْلَى فِي بُيُوتِكُنَّ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ وَالْحِكْمَةِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ لَطِيفًا خَبِيرًا

“Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik, dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunah Nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui”
(QS. Al-Ahzaab : 32-34)

Ibnu Abi Haatim rahimahullah membawakan satu riwayat dalam tafsirnya :

من طريق عكرمة رضي الله عنه عن ابن عباس رضي الله عنهما في قوله : { إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ } قال : نزلت في نساء النبي صلى الله عليه وسلم خاصة. وقال عكرمة رضي الله عنه : من شاء بأهلته أنها نزلت في أزواج النبي صلى الله عليه وسلم.

"Dari jalan ‘Ikrimah radliyallaahu ‘anhu, dari Ibnu ‘Abbas radliyallaahu ‘anhuma, tentang firman Allah :“Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait” ; ia berkata : “Ayat ini turun kepada istri-istri Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam secara khusus”. ‘Ikrimah berkata : “Barangsiapa yang mau, aku tantang dia mubahalah, ayat ini turun tentang ISTRI-ISTRI Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam (SAJA )”
(Tafsir Ibni Abi Haatim hal. 3132 no. 17675)

Ahlul bait versi Syi'ah dan kebanyakan Alawiyin mengeluarkan 'Aisyah Radhiallahu'anha dari jajaran ahlul bait, padahal Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam justru menyebut dan mengangkat derajat 'Aisyah Radhiallahu'anha diatas seluruh wanita di dunia ini.

AQIDAH ahlussunnah terhadap ahlul bait menurut Ibnu Taimiyah rahimahullah adalah:

ويحبون أهل بيت رسول الله ويتولونهم ويحفظون فيهم وصية رسول الله صلى الله عليه وسلم حيث قال يوم (غدير خم) : (أذكركم الله في أهل بيتي)، وقال أيضاً للعباس عمه وقد اشتكى إليه أن بعض قريش يجفو بني هاشم فقال : (والذي نفسي بيده لا يؤمنون حتى يحبوكم لله ولقرابتي (وقال) إن الله اصطفى بني إسماعيل واصطفى من بني إسماعيل كنانة واصطفى من كنانة قريشاً واصطفى من قريش بني هاشم واصطفاني من بني هاشم). ويتولون أزواج رسول الله صلى الله عليه وسلم أمهات المؤمنين ويؤمنون بأنهن أزواجه في الآخرة خصوصاً خديجة رضي الله عنها أم أكثر أولاده أول من آمن به وعاضده على أمره وكان لها منه المنزلة العالية والصِّدّيقة بنت الصّدّيق رضي الله عنها التي قال النبي صلى الله عليه وسلم : (فضل عائشة على النساء كفضل الثريد على سائر الطعام).

“Dan mereka (Ahlus-Sunnah) mencintai Ahlul-Bait Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, setia kepada mereka, serta menjaga wasiat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam tentang mereka, yaitu ketika beliau bersabda di satu hari (Ghaadir-Khum) : “Aku ingatkan kalian kepada Allah tentang Ahlul-Bait-ku”. Beliau juga berkata kepada pamannya, Al-‘Abbas, dimana ketika itu ia (Al-‘Abbas) mengeluh bahwa sebagian orang Quraisy membenci Bani Haasyim. Beliau bersabda : “Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, mereka itu tidak beriman sehingga mereka mencintai kalian karena Allah, dan karena mereka itu sanak kerabatku”. Beliau juga bersabda :“Sesungguhnya Allah telah memilih dari Bani Isma’il yaitu suku Kinaanah, dan dari Bani Kinaanah, yaitu suku Quraisy, dari suku Quraisy, terpilih Bani Haasyim. Dan Allah memilihku dari Bani Haasyim”. Dan Ahlus-Sunnah senantiasa setia dan cinta kepada istri-istri Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, karena mereka adalah Ummahatul-Mukminin, serta meyakini bahwasannya mereka adalah istri-istri beliau di akhirat nanti, khususnya Khadijah radliyallaahu ‘anhaa, ibu dari sebagian besar anak-anak Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Ia adalah orang yang pertama kali beriman kepada beliau, mendukungnya, serta mempunyai kedudukan yang tinggi. Dan juga Ash-Shiddiqah binti Ash-Shiddiq radliyallaahu ‘anhaa dimana Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentangnya : “KEUTAMAAN ‘AISYAH ATAS SELURUH WANITA adalah seperti keutamaan tsarid atas semua jenis makanan”
(Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah)

Semoga hujjah diatas mencukupi sebagai dalil yang memberi pemahaman, siapakah ahlul bait versi ahlussunnah yang sebenarnya.

Bandingkan dengan ahlulbait versi Agama Syi'ah yang mengeluarkan 'Aisyah radhiyallahu’anha dari jajaran ahlul bait, bahkan mereka mencaci makinya. Itu pentingnya ilmu dan pemahaman.

Jika ada yang mengaku ahlul bait Nabi shallallahu alaihi wa sallam, tapi masih suka selfie, menampilkan aurat di depan umum atau medsos, tidak memakai jilbab syar'i, yang laki-lakinya suka mabuk-mabukan, berbuat syirik dan kebid'ahan, serta maksiat lainnya, maka Berhati-hatilah. Ada dua kemungkinan : mereka ahlul bait asli tapi ahli maksiat, atau mereka ahlul bait palsu.

Karena salah satu ciri ahlul bait asli adalah seperti yang difirmankan Allah Azza wa Jalla,

يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلا مَعْرُوفًا * وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأولَى وَأَقِمْنَ الصَّلاةَ وآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا * وَاذْكُرْنَ مَا يُتْلَى فِي بُيُوتِكُنَّ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ وَالْحِكْمَةِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ لَطِيفًا خَبِيرًا

“Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik, dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunah Nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui”
(QS. Al-Ahzaab : 32-34)

Ciri kedua: MEREKA MENOLAK MENERIMA ZAKAT atau SEDEKAH.

Karena mereka mengetahui bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengharamkan keturunannya menerimanya.

عن يزيد بن حيان. قال: قال زيد بن أرقم: قام رسول الله صلى الله عليه وسلم يوما فينا خطيبا. بماء يدعى خما. بين مكة والمدينة. فحمد الله وأثنى عليه. ووعظ وذكر. ثم قال "أما بعد. ألا أيها الناس! فإنما أنا بشر يوشك أن يأتي رسول ربي فأجيب. وأنا تارك فيكم ثقلين: أولهما كتاب الله فيه الهدى والنور فخذوا بكتاب الله. واستمسكوا به" فحث على كتاب الله ورغب فيه. ثم قال "وأهل بيتي. أذكركم الله في أهل بيتي. أذكركم الله في أهل بيتي. أذكركم الله في أهل بيتي". فقال له حصين: ومن أهل بيته؟ يا زيد! أليس نساؤه من أهل بيته؟ قال: نساؤه من أهل بيته. ولكن أهل بيته من حرم الصدقة بعده. قال: وهم؟ قال: هم آل علي، وآل عقيل، وآل جعفر، وآل عباس. قال: كل هؤلاء حرم الصدقة؟ قال: نعم.

"Dari Yaziid bin Hayyaan ia berkata : Telah berkata Zaid bin Arqam : “Pada satu hari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah berdiri dan berkhutbah di sebuah mata air yang disebut Khumm. Beliau memuji Allah, kemudian menyampaikan nasihat dan peringatan kepada kami : “Amma ba’du, ketahuilah wahai sekalian manusia, bahwasannya aku hanyalah seorang manusia sama seperti kalian. Sebentar lagi utusan Rabb-ku (yaitu malaikat maut) akan datang dan dia diperkenankan. Aku akan meninggalkan kepada kalian dua hal yang berat, yaitu : 1) Al-Qur’an yang berisi petunjuk dan cahaya, karena itu laksanakanlah isi Al-Qur’an itu dan berpegangteguhlah kepadanya – beliau mendorong dan menghimbau pengamalan Al-Qur’an - ; 2) Ahlul-Baitku (keluargaku). Aku ingatkan kalian kepada Allah tentang Ahlul-Bait-ku (beliau mengucapkan tiga kali)”. Hushain berkata kepada Zaid : “Wahai Zaid, siapakah ahlul-bait Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam ? Bukankah istri-istri beliau adalah ahlul-baitnya ?”. Zaid bin Arqam menjawab : “Istri-istri beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam memang ahlul-baitnya. Namun ahlul-bait beliau adalah orang-orang yang diharamkan menerima zakat sepeninggal beliau”. Hushain berkata : “Siapakah mereka itu ?”. Zaid menjawab : “Mereka adalah keluarga ‘Ali, keluarga ‘Aqil, keluarga Ja’far, dan keluarga ‘Abbas”. Hushain berkata : “Apakah mereka semua itu diharamkan menerima zakat ?”. Zaid menjawab : “Ya”
(HR. Muslim no. 2408)

Kalau ada habaib minta zakat atau sedekah, maka mereka itu hakikatnya adalah orang-orang jahil, walaupun masyarakat telah terlanjur menganggapnya alim/ulama.

عن أبي هريرة يقول: أخذ الحسن بن علي تمرة من تمر الصدقة. فجعلها في فيه. فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " كخ كخ. ارم بها. أما علمت أنا لا نأكل الصدقة ؟ ".

وفي رواية البخاري : أما علمت أن آل محمد لا يأكلون الصدقة

"Dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu ia berkata : “Al-Hasan bin ‘Aliy pernah mengambil sebutir kurma dari kurma shadaqah yang kemudian ia masukkan ke dalam mulutnya. Maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Kikh, kikh, muntahkan ! Tidakkah engkau tahu bahwa kita tidak boleh memakan harta shadaqah (zakat) ?”.

Dan pada riwayat Al-Bukhari : “Tidakkah engkau tahu bahwa keluarga Muhammad tidak memakan harta shadaqah (zakat) ?”
(HR. Al-Bukhari no. 1485 dan Muslim no. 1069)

عن ابن أبي مُلَيكة: أنَّ خالد بنَ سعيد بعث إلى عائشةَ ببقرةٍ من الصَّدقةِ فردَّتْها، وقالت: إنَّا آلَ محمَّدٍ صلى الله عليه وسلم لا تَحلُّ لنا الصَّدقة

"Dari Ibnu Abi Mulaikah : Bahwasannya Khaalid bin Sa’iid pernah diutus untuk memberikan seekor sapi shadaqah (zakat) kepada ‘Aisyah, namun ia menolaknya seraya berkata : “Sesungguhnya keluarga Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam tidak dihalalkan menerima shadaqah (zakat)“.
(HR. Ibnu Abi Syaibah3/214)

Dalam riwayat Muslim lebih tegas Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyatakan keharaman sedekah atau zakat bagi ahlul baitnya, karena itu hakekatnya adalah Kotoran Manusia :

إن الصدقة لاتنبغي لآل محمد. إنما هي أوساخ الناس

“Sesungguhnya shadaqah itu tidak diperkenankan bagi keluarga Muhammad, sebab ia hanyalah KOTORAN MANUSIA ”
(HR. Muslim no. 1072)

Tidak ada kelebihan antara satu manusia dengan manusia lainnya melainkan hanya dalam masalah TAQWA.

Allah Azza Wa Jalla berfirman,

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

"Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu."
(QS Al-Hujuroot : 13).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun menegaskan,

وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ

"Barang siapa yang amalannya memperlambatnya maka nasabnya tidak akan bisa mempercepatnya"
(HR Muslim no 2699)

Jika ada habaib mengaku mereka adalah ahli surga karena memiliki ikatan kekeluargaan dengan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, maka mereka pendusta.

Allah Azza Wa Jalla berfirman,

فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلا أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلا يَتَسَاءَلُونَ (١٠١)

"Apabila sangkakala ditiup Maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya"
(QS Al-Mukminun : 101)

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam membantah mereka yang mengaku ahlul bait sebagai orang yang paling hebat, bisa jadi wali Allah Azza Wa Jalla, paling dekat ke Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam denga sabdanya,

إِنَّ أَهْلَ بَيْتِي هَؤُلاَءِ يَرَوْنَ أَنَّهُمْ أَوْلَى النَّاسِ بِي وَلَيْسَ كَذَلِكَ، إِنَّ أَوْلِيَائِي مِنْكُمُ الْمُتَّقُوْنَ مَنْ كَانُوْا وَحَيْثُ كَانُوْا

"Sesungguhnya Ahlul Bait mereka memandang bahwasanya mereka adalah orang yang paling dekat denganku, maka PERKARANYA TIDAKLAH DEMIKIAN, sesungguhnya para WALI-WALIKU dari kalian adalah ORANG-ORANG YANG BERTAKWA, SIAPAPUN MEREKA dan di DIMANAPUN MEREKA"
(HR Ath-Thabrani 20/120 dan Ibnu Hibbaan dalam shahihnya no 647)

Apakah masih mau membantah hujjah-hujjah diatas ? Silakan bantah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dengan harapan kita semua faham, ahlul bait yang seperti apa yang diamanahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ke kita yang harus kita hormati dan jaga.

Hanya ahlul bait yang bertakwa, Mentauhidkan Allah Azza Wa Jalla dan tidak berbuat bid'ah saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar