Minggu, 30 Januari 2022

Perbedaan Adalah Rahmat?


 Ada sebuah ungkapan yang biasa kita dengar di tengah-tengah masyarakat awam bahkan sering diucapkan juga dikalangan para kyai seperti:


"Tidak perlu membesar-besarkan mas'alah khilafiyah diantara sesama umat Islam, karena perbeda'an diantara umat Islam adalah rahmat".


Itulah diantara ucapan sebagian orang awam atau orang yang merasa amalannya terusik oleh dakwah para penyeru umat yang mengajak umat untuk menjauhi berbagai macam takhayul, khurofat, bid'ah dan kesyirikan.


Perkata'an diatas juga kadang mereka kuatkan dengan menunjukkan sebuah HADITS PALSU YANG CUKUP POPULER,


اِخْتِلَافُ أُمَّتِي رَحْمَةٌ


"Perbeda'an pendapat diantara umatku adalah rahmat".


Ini adalah bukan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana dijelaskan Ibnu Hazm rahimahullah, “Ini merupakan perkataan yang paling rusak. Karena jika perbedaan adalah rahmat tentunya persatuan merupakan hal yang dibenci. Ini jelas bukan perkataan seorang muslim. Karena kemungkinan hanya dua, bersatu maka dirahmati Allah atau berselisih sehingga Allah murka.” (Al Ihkam fi Ushulil Ahkam).


Syaikh Al Albani rahimahullah berkata, “Hadits ini tidak ada asalnya (anonim).” (Silsilah Hadits-hadits Lemah dan Palsu). 


Imam Al-Munawi (952 H) menukilkan dari Imam As-Subuki bahwa dia berkata : "(Hadits ini) tidak dikenal oleh para ahli hadits, dan aku tidak mendapatkan baginya sanad yang shahih, lemah, ataupun palsu". Hal ini juga diakui oleh Syaikh Zakariya Al-Anshari di dalam catatannya terhadap kitab Tafsir Al-Baidhawi (ق92/2)".


Bahkan hadits shahih menyatakan sebaliknya, perselisihan itu malapetaka (keburukan).


Ibnu Mas’ud rodhiyallohu ‘anhu berkata, “Sesungguhnya perselisihan itu jelek.” (Shohih, HR. Abu Dawud)


Dalam khazanah Islam, perbeda'an pendapat bukanlah hal yang baru. Tidak terhitung jumlah kitab-kitab yang ditulis para Ulama yang disusun khusus untuk merangkum, mengkaji, membandingkan, kemudian mendiskusikan berbagai pandangan yang berbeda-beda dengan argumentasinya masing-masing.


Perbeda'an pendapat (ikhtilaf) tidak dilarang dan bukan sesuatu yang tercela dalam Islam, karena fakta menunjukkan perbeda'an pendapat banyak terjadi di kalangan para Sahabat juga terjadi diantara para Imam madzhab. Dan perbeda'an pendapat diantara mereka tidak menjadikan mereka saling bermusuhan. Karena memang berbeda pendapat tidak seharusnya saling memusuhi.


Apakah benar perbeda'an pendapat adalah rahmat....???


Perbeda'an pendapat dikalangan para Sahabat, dan para Imam madzhab tidak menimbulkan perpecahan diantara kaum muslimin sa'at itu. Karena pendapat-pendapat para Sahabat dan juga para Imam madzhab walaupun pendapat mereka kadang berbeda tidak di bangun di atas hawa nafsu, kebid'ahan dan penyimpangan terhadap syari'at atau aneka macam syubhat, juga bukan akibat dari fanatik golongan (ta'ashub).


Berbeda dengan perbeda'an pendapat diantara umat Islam setelah berlalunya masa para Sahabat dan para Imam madzhab. Perbeda'an pendapat sa'at ini akibat dari hawa nafsu, kebid'ahan, aneka macam syubhat, penyimpangan terhadap ajaran agama juga akibat dari fanatik golongan, jama'ah atau madzhabnya masing-masing. Juga akibat kebencian dan permusuhan kepada kelompok lain, yang kerap melahirkan sikap yang berlebihan, yang berujung pada sikap ujub dan akhirnya penolakan terhadap kebenaran yang datang dari kelompok lain. Sikap ini lahir akibat sudah tertanam dalam pikirannya bahwa golongannya adalah pihak yang paling benar.


Maka pantaslah apabila perbeda'an pendapat diantara umat Islam sa'at ini, sulit untuk di persatukan.


Itulah diantara penyebab umat Islam sa'at ini berpecah belah dan saling bermusuhan. Jika demikian, apakah benar perbeda'an pendapat diantara umat Islam adalah rahmat....? Kalau begitu berarti persatuan adalah azab ?



___________


Dinukil dari: muslim.or.id



Tidak ada komentar:

Posting Komentar