Rabu, 20 Desember 2017

BERISYARAT KETIKA TASYAHUD

BERISYARAT KETIKA TASYAHUD

Soal:

Ustadz, sebetulnya kapan sih disunnahkan berisyarat ketika tahiyat, apakah dari awal tahiyat atau ketika mengucapkan Asyhadu an laa ilaaha illallah ?

Jawab :
Oleh : Ustadz Abu Yahya Badru Salam Lc

Pendapat yang kuat in syaa Allaah, isyarat itu dimulai dari awal tasyahhud. Berdasarkan hadits Ibnu Umar radhiallahu’anhuma :

أن رسول الله -صلى الله عليه وسلم- كان إذا قعد في التشهد وضع يده اليسرى على ركبته اليسرى ، ووضع يده اليمنى على ركبته اليمنى ، وعقد ثلاثة وخمسين وأشار بالسبابة

“Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam apabila duduk ber-tasyahhud beliau letakkan tangan kirinya diatas lututnya yang kiri, dan meletakkan tangan kanannya diatas lututnya yang kanan dan membentuk lima puluh tiga dan berisyarat dengan telunjuknya” (HR Muslim).

Dalam hadits ini disebutkan bahwa beliau berisyarat apabila duduk tasyahhud.

Sebagian ulama berpendapat bahwa isyarat dengan telunjuk itu dimulai saat mengucapkan asyhadu an laa ilaaha illallah. Mereka berdalil dengan lafadz hadits:

قد حلَّقَ الإبهامَ والوُسطَى , ورفَع الَّتي تليهِما , يَدعو بِها في التَّشهُّدِ

“Nabi melingkarkan jari telunjuk dan jari tengah, lalu mengangkat jari yang ada diantara keduanya (yaitu jari telunjuk), beliau berdoa dengan isyarat tersebut ketika tasyahud”.
(HR. Ibnu Majah. Shahih).

Beliau berdoa dengan isyarat tersebut. Sedangkan doa dimulai setelah mengucapkan dua kalimat syahadat.

Akan tetapi pendalilan dengan lafadz ini lemah, karena doa itu mencakup doa ibadah dan doa memohon. Dan tahiyat terdiri dari dua macam doa tadi, sehingga tidak bisa dikatakan bahwa yang dimaksud doa dalam hadits tersebut adalah doa memohon saja karena tidak ada dalil yang mengkhususkannya.

Kesimpulannya, tidak ada satupun dalil yang menunjukkan bahwa isyarat dengan telunjuk dimulai saat ucapan asyhadu..dst.

Wallahu a’lam.



Ustadz : Badru Salam, Lc.

S1 Universitas Islam Madinah Saudi Arabia Fakultas hadits, pembina Radio Rodja dan Rodja TV, penulis buku “KEINDAHAN ISLAM DAN PERUSAKNYA” terbitan Pustaka Al Bashirah, penulis buku “KUNCI MEMAHAMI HADITS NABI“ terbitan Pustaka Al Bashirah, penulis buku “MENYELAMI SAMUDRA BASMALAH“ terbitan Pustaka Darul Ilmi, dan tulisan lainnya

Artikel : muslim.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar