Jumat, 08 Mei 2020

PERAYAAN NUZUL QUR'AN 17 RAMADHAN ?

PERAYAAN NUZUL QUR'AN 17 RAMADHAN ?
_________________________✒

Abu Ubaidah As Sidawi


Biasanya pada pada tanggal 17 Ramadhan, kebanyakan kaum muslimin mengadakan peringatan yang disebut dengan perayaan Nuzulul Qur’an sebagai bentuk pengagungan kepada kitab suci Al-Qur’an.

Namun ritual ini perlu disorot dari dua segi :

*Pertama:* Dari segi sejarah, adakah bukti otentik baik berupa dalil ataupun sejarah bahwa Al-Qur’an diturunkan pada tanggal tersebut?! Inilah pertanyaan yang kami sodorkan kepada saudara-sauadaraku semua.
Saya pernah tanyakan kepada Syeikhuna Dr.  Abdurrahman Ad Dahsy (murid senior Syeikh Ibnu Utsaimin & dosen ilmu tafsir di Universitas Qashim), beliau menjawab: "Tidak ada dalil yang menunjukkan bahwa Al Quran turun pada 17 Ramadhan,  bahkan ini dhohirnya bertentangan dengan Ayat yang menunjukkan Al Qur'an diturunkan di Malam Lailatul Qodr" karena lailatul Qodr kebanyakan terjadi pada 10 Malam terakhir,  terutama malam ganjil. Wallahu A'lam.

*Kedua :* Angggaplah memang terbukti bahwa Al-Qur’an  diturunkan pada tanggal tersebut, namun menjadikannya sebagai perayaan membutuhkan dalil dan contoh dari Nabi.
Bukankah, orang yang paling gembira dengan turunnya al-Qur’an adalah Rasulullah  dan para shahabatnya?! 
Namun sekalipun demikian, tidak pernah dinukil dari mereka tentang adanya peringatan semacam ini, maka hal itu menunjukkan bahwa peringatan tersebut bukan termasuk ajaran Islam tetapi kebid’ahan dalam agama.

Ketahuilah wahai saudaraku bahwa perayaan tahunan dalam Islam hanya ada dua macam; idhul fithri dan idhul adha, berdasarkan hadits:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ : كَانَ لِأَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ يَوْمَانِ فِي كُلِّ سَنَةٍ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا, فَلَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ قَالَ :كَانَ لَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا وَقَدْ أَبْدَلَكُمْ اللَّهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا : يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الْأَضْحَى

"Dari Anas bin Malik berkata: Tatkala Nabi datang ke kota Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari untuk bersenag gembira sebagaimana di waktu jahiliyyah, lalu beliau bersabda: “Saya datang kepada kalian dan kalian memiliki dua hari raya untuk bersenang gembira sebagaimana di waktu jahiliyyah. Dan sesungguhnya Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik, idhul adha dan idhul fithri”. (HR.  Ahmad,  Abu Dawud,  Nasai)

Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah tidak ingin kalau umatnya membuat-buat perayaan baru yang tidak disyari’atkan Islam.

*Alangkah bagusnya ucapan al-Hafizh Ibnu Rojab:*

“Sesungguhnya perayaan tidaklah diadakan berdasarkan logika dan akal sebagaimana dilakukan oleh Ahli kitab sebelum kita, tetapi berdasakan syari’at dan dalil”. (Tafsir Ibnu Rojab 1/390)

*Beliau juga berkata:*

“Tidak disyari’atkan bagi kaum muslimin untuk membuat perayaan kecuali perayaan yang diizinkan Syari’at yaitu idhul fithri, idhul adha, hari-hari tasyriq, ini perayaan tahunan, dan hari jum’at, ini perayaan mingguan. Selain itu, menjadikannya sebagai perayaan adalah bid’ah dan tidak ada asalnya dalam syari’at”. (Lathoiful Maarif hlm.  228)

So,  Al Qur'an diturunkan bukan sekedar untuk perayaan dan pajangan,  namun tujuan inti diturunkannya Al Qur'an adalah agar kita mempelajari,  merenungi dan mengamalkannya.


 °•°•°•°•°•°•°•°•° •°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
📙 Channel Telegram @Yusuf As Sidawi
Join: t.me/ilmu20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar