┈┉┅━━━•❖❅❖•━━━┅┉┈
ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA BERSAMAMU DIMANAPUN KAMU BERADA
┈┉┅━━━•❖❅❖•━━━┅┉┈
📝 🎓 Oleh
Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari
▪Al-Qur’an dan as-Sunnah merupakan sumber petunjuk yang sempurna, bagi orang yang mau merenungkannya dan berniat mengikuti kebenaran. Oleh karenanya semua beritanya haq dan tidak ada kontradiksi. Allâh ﷻ telah memberitakan kepada kita, bahwa Dia berada di atas ‘arsy-Nya dan bahwa Dia juga bersama manusia. Itu semua adalah benar.
Jadi Allâh ﷻ memiliki sifat *ma’iyyah* (bersama) makhluk-Nya Dan lafazh *ma’iyyatullah* di dalam al-Qur’an ada dua macam: *ma’iyyatul ‘ammah* (kebersamaan Allâh yang bersifat umum) dan *ma’iyyatul khâshash* (kebersamaan Allâh yang bersifat khusus).
*Ma’iyyatul ‘Ammah* (Kebersamaan Allâh ﷻ yang bersifat umum)
Yaitu Allâh ﷻ bersama semua makhluk-Nya dengan ilmu-Nya, pendengaran-Nya, penglihatan-Nya, kekuasaan-Nya, dan pengaturan-Nya. Ini adalah sifat kebersamaan Allâh ﷻ secara umum, ketika tidak dikhususkan pada pribadi tertentu, atau pada sifat tertentu. Allâh ﷻ berfirman:
هُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۚ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا ۖ وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
_"Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya, dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allâh Maha melihat apa yang kamu kerjakan."_ [QS. Al-Hadîd/57: 4]
Ayat ini dimulai dengan berita bahwa Allâh ﷻ yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu memberitakan tentang keberadaan Allâh ﷻ di atas ‘arsy. Ini menunjukkan bahwa Allâh ﷻ berada di atas seluruh makhluk-Nya. Lalu Allâh ﷻ memberitakan bahwa Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar darinya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Ini menunjukkan ilmu Allâh ﷻ meliputi segala sesuatu, dan ini adalah kebersamaan Allâh yang umum dengan seluruh makhluk-Nya.
Kemudian Allâh ﷻ berfirman *“Dia bersama kamu di mana saja kamu berada”,* ini juga memberitakan kebersamaan Allâh ﷻ yang umum dengan seluruh makhluk-Nya dengan ilmu-Nya (bahwa [ilmu] Allâh senantiasa bersama semua makhluk-Nya). Lalu firman Allâh ﷻ *“Dan Allâh Maha melihat apa yang kamu kerjakan”,* ini juga memberitakan kebersamaan Allâh ﷻ yang umum dengan seluruh makhluk-Nya dengan penglihatan-Nya. (bahwa (penglihatan) Allâh tidak pernah lepas dari semua makhluk-Nya)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله berkata, “Ketika Allâh ﷻ berfirman: _*“Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya”*_ sampai _*“dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada”,*_ zahir pembicaraan ini menunjukkan bahwa hukum dan konsekuensi kebersamaan Allâh ﷻ adalah bahwa Dia mengawasi kamu, menyaksikan kamu, menjaga dan mengetahui kamu. *Inilah makna perkataan Salaf: bahwa Allâh ﷻ bersama manusia dengan ilmu-Nya,* inilah zahir dan hakekat pembicaraan Allâh ﷻ ”. [Majmû’ Fatâwâ, 10/103]
Demikian juga Allâh ﷻ berfirman :
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۖ مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَىٰ ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ إِلَّا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلَا أَدْنَىٰ مِنْ ذَٰلِكَ وَلَا أَكْثَرَ إِلَّا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا ۖ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
_"Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allâh mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allâh Maha mengetahui segala sesuatu"._ [QS. Al-Mujadilah/58: 7]
Dan ini merupakan pendapat Salaf, bahwa Allâh ﷻ berada di atas langit, dan ilmu-Nya bersama seluruh makhluk-Nya.
Imam Adh-Dhahhâk رحمه الله berkata:
هُوَ عَلَى عَرْشِهِ وَعِلْمُهُ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوْا
*"Allâh berada di atas ‘arsy–Nya dan ilmu–Nya bersama mereka (manusia; makhluk) di mana saja mereka berada."* [Riwayat Abu Ahmad Al-‘Assâl; Ibnu Baththah; Ibnu ‘Abdil Barr; Al-Lâlikai; sanad-sanadnya bagus. Lihat Mukhtashar Al-‘Uluw, hlm. 133, no. 113]
Imam Malik bin Anas رحمه الله berkata:
اللهُ فِي السَّمَاءِ وَعِلْمُهُ فِي كُلِّ مَكَانٍ لَا يَخْلُو مِنْهُ شَيْءٌ
*“Allâh berada di atas langit dan ilmu-Nya di seluruh tempat, tidak ada sesuatu yang kosong dari ilmu-Nya”.* [Riwayat Abdullah bin Imam Ahmad di dalam kitab as-Sunnah; dan lain-lain; dengan sanad shahih. Lihat Mukhtashar Al-‘Uluw, hlm. 140, no. 130]
*Ma’iyyatullâh al-Khashshash* (Kebersamaan Allâh ﷻ yang bersifat khusus)
Yaitu Allâh ﷻ bersama sebagian hamba-Nya dengan pertolongan-Nya, pembelaan-Nya, dan bimbingan-Nya. Ini adalah sifat kebersamaan Allâh ﷻ secara khusus, ketika dikhususkan pada pribadi tertentu, atau pada sifat tertentu.
*1. Ma’iyyatullâh al-Khashshash Dengan Pribadi Tertentu.*
a. Nabi Musa _Alaihissallam_ dan Harun _Alaihissallam_
Contoh sifat bersama yang dikhususkan pada pribadi tertentu ialah firman Allâh ﷻ kepada Nabi Musa _Alaihissallam_ dan Harun _Alaihissallam_ :
قَالَ لَا تَخَافَا ۖ إِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ وَأَرَىٰ
_"Jangan kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat"._ [QS. Thâhâ/20: 46]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله berkata, “Demikian juga firman Allâh ﷻ kepada Musa dan Harun _*“Sesungguhnya Aku bersama kamu berdua, Aku mendengar dan melihat”.*_ Ma’iyah (bersama) di sini sesuai dengan zahirnya, dan ketetapan kebersamaan di sini adalah pertolongan dan dukungan. Terkadang ada seseorang yang menakut-nakuti anak kecil, lalu dia menangis. Kemudian ayahnya mengawasinya dari atas loteng lalu berkata, *“Jangan takut, aku bersamamu” atau “Aku di sini” atau “Aku datang” atau semacamnya.* Ayahnya mengingatkan anaknya dengan kebersamaan yang menyebabkan penolakan sesuatu yang tidak disukai dengan sebab keadaan itu”. [Majmû’ Fatâwâ, 5/104]
b. Nabi Muhammad ﷺ dan Abu Bakar ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ
Allâh ﷻ berfirman tentang Nabi-Nya ﷺ :
إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا
_"Diwaktu dia (Muhmmad) berkata kepada shahabatnya: “Janganlah berduka cita, sesungguhnya Allâh bersama kita"_ [QS. At-Taubah/9: 40]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله berkata, “Firman Allâh ﷻ _*“Janganlah berduka cita, sesungguhnya Allâh bersama kita”,*_ jika yang dimaksud adalah Allâh ﷻ bersama dengan dzat-Nya dengan segala sesuatu, maka pernyataan umum itu bertentangan dengan pengkhususan. Karena telah diketahui bahwa Firman Allâh ﷻ _*“Janganlah berduka cita, sesungguhnya Allâh bersama kita”,*_ bahwa yang dimaksud adalah pengkhususan kepada Abu Bakar, tanpa musuh-musuh mereka dari kalangan orang-orang kafir”. [Majmû’ Fatâwâ, 5/497]
*2. al-Ma’iyatul Khashsah Dengan Sifat Tertentu.*
a. Muttaqûn dan Muhsinûn
Adapun contoh sifat bersama yang dikhususkan pada suatu sifat tertentu ialah Allâh ﷻ berfirman :
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ
_"Sesungguhnya Allâh beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan."_ [QS. An-Nahl/16: 128]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله berkata, “Demikian juga firman Allâh _*“Sesungguhnya Allâh beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan”,*_ Allâh mengkhususkan mereka dengan itu (pertolongan dan dukungan), tanpa orang-orang zalim dan durhaka”. [Majmû’ Fatâwâ, 5/497]
b. Shâbirûn (orang-orang yang sabar)
Contoh lain sifat bersama yang dikhususkan pada suatu sifat tertentu ialah Allâh ﷻ berfirman :
وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
_"Dan bersabarlah, sesungguhnya Allâh bersama orang-orang yang sabar."_ [QS. Al-Anfâl/8: 46]
Yaitu bahwa pertolongan Allâh ﷻ bersama orang-orang yang sabar, dan tidak bersama orang-orang yang tidak memiliki kesabaran.
Kesesatan Faham *Ittihâdiyah dan Hulûliyah* Sifat bersamanya Allâh ﷻ dengan makhluk ini, tidak berarti Dzat Allâh bercampur dengan seluruh makhluk, sehingga dzat Allâh ﷻ berada di mana-mana. Juga tidak berarti Allâh ﷻ menyatu dengan sebagian makhluk-Nya. Karena lafazh *ma’iyah* (bersama) tidak berarti bercampur atau menyatu.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله berkata, “Kata *‘ma’a (bersama)’ di dalam bahasa, jika disebut mutlak, maknanya adalah mengiringi secara mutlak,* tidak mesti berarti saling bersentuhan atau berdampingan di kanan atau di kiri. Jika ditentukan dengan suatu makna, hal itu menunjukkan mengiringi dalam makna tersebut. Dikatakan di dalam bahasa Arab, “Kita selalu berjalan dan bulan bersama kita”, “atau bintang bersama kita”. Atau dikatakan “Barang ini bersamaku”, karena berkumpul denganmu, walaupun berada di atas kepalamu. Maka Allâh bersama makhluk-Nya dengan sebenarnya, dan Dia berada di atas arsy-Nya juga sebenarnya”. [Majmu’ Fatawa, 10/103]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله juga berkata, “Demikian juga lafazh *ma’iyah* (bersama) di dalam bahasa Arab dan di dalam al-Qur’an tidak dimaksudkan bercampurnya satu dzat dengan dzat lain. Sebagaimana firman Allâh ﷻ :
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ
_"Muhammad itu adalah utusan Allâh dan orang-orang yang bersamanya."_ [QS. Al-Fath/48: 29]
Allâh ﷻ berfirman :
فَأُولَٰئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ
_"Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman."_ [QS. An-Nisa/4: 146]
Dan Allâh ﷻ berfirman :
اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
_"Bertakwalah kepada Allâh, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar"._ [QS. At-Taubah/9: 119]
Allâh ﷻ berfirman :
وَجَاهَدُوا مَعَكُمْ
_"Serta berjihad bersamamu"._ [QS. Al-Anfal/8:75]
Dan semisal ini banyak. Maka firman Allâh ﷻ _*“dan Dia bersama kamu”*_ mustahil menunjukkan bahwa dzat Allâh ﷻ bercampur dengan semua dzat makhluk”. [Majmû’ Fatâwâ, 5/497]
Dengan keterangan ini menjadi jelas bahwa pendapat *ittihâdiyah,* yang menyatakan Allâh ﷻ berada di mana-mana, menyatu dengan semua makhluk-Nya, demikian juga pendapat *hulûliyah,* yang menyatakan Allâh menyatu dengan sebagian makhluk-Nya, adalah pendapat yang bertentangan dengan al-Qur’an, al-Hadits, dan ijma’ Salaf. Dan pendapat tersebut sangat buruk, karena termasuk di mana-mana adalah di tempat-tempat kotor dan najis! Maha suci Allâh ﷻ dari perkataan mereka !! Semoga Allâh ﷻ selalu membimbing kita di dalam aqidah yang benar.
••• ════ ༻🍃༺ ════ •••
https://almanhaj.or.id/9675-allah-subhanahu-wa-taala-bersamamu-dimanapun-kamu-berada.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar