Kamis, 26 Maret 2020

AMALAN SUNNAH DAN BID'AH DI BULAN SYA'BAN

๐ŸŒ™ AMALAN SUNNAH DAN BID'AH DI BULAN SYA'BAN
╚══════ ❀•◎◎•❀ ══════╝

Bismillah was shalatu was salamu 'ala Rasulillah wa ba'du.

๐Ÿ”น Amalan Sunnah di Bulan Sya'ban

》 Pertama, memperbanyak puasa sunnah selama bulan Sya'ban.

Ada banyak dalil yang menunjukkan dianjurkannya memperbanyak puasa di bulan Sya'ban. Di antara hadis tersebut adalah dari 'Aisyah radhiallahu 'anha, beliau mengatakan: "Terkadang Nabi ๏ทบ puasa beberapa hari sampai kami katakan, 'Beliau tidak pernah tidak puasa,' dan terkadang beliau tidak puasa terus, hingga kami katakan, 'Beliau tidak melakukan puasa.' Dan saya tidak pernah melihat Nabi  ๏ทบ berpuasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan, saya juga tidak melihat beliau berpuasa yang lebih sering ketika di bulan Sya'ban."*_ [HR. Al Bukhari dan Muslim]

*'Aisyah* juga mengatakan, _*"Belum pernah Nabi ๏ทบ berpuasa satu bulan yang lebih banyak dari pada puasa bulan Sya'ban. Terkadang hampir beliau berpuasa Sya'ban sebulan penuh."*_ [HR. Al Bukhari dan Muslim]

Hadits-hadits di atas merupakan dalil *keutamaan memperbanyak puasa di bulan Sya'ban, yang tidak terdapat di bulan yang lain.*

Ulama berselisih pendapat tentang hikmah dianjurkannya memperbanyak puasa di bulan Sya'ban, mengingat adanya banyak riwayat tentang puasa ini. *Pendapat yang paling kuat adalah keterangan yang sesuai dengan hadits dari Usamah bin Zaid,* beliau bertanya: _*"Wahai Rasulullah, saya belum pernah melihat Anda berpuasa dalam satu bulan sebagaimana Anda berpuasa di bulan Sya'ban."*_ *Nabi* ๏ทบ bersabda: _*"Ini adalah bulan yang sering dilalaikan banyak orang, bulan antara Rajab dan Ramadhan. Ini adalah bulan di mana amal-amal diangkat menuju Rabb semesta alam. Dan saya ingin ketika amal saya diangkat, saya dalam kondisi berpuasa."*_ [HR. An Nasa'i, Ahmad, dan sanadnya dinilai hasan oleh Syekh Al-Albani]

```》 Kedua, memperbanyak ibadah di Malam Nishfu Sya'ban.```

Ulama berselisih pendapat tentang status keutamaan Malam nishfu Sya'ban. Setidaknya ada dua pendapat yang saling bertolak belakang dalam masalah ini. Berikut ini keterangannya:

*▪ Pendapat pertama, tidak ada keutamaan khusus untuk Malam Nishfu Sya'ban.* Statusnya sama dengan Malam-Malam biasa lainnya.

Mereka menyatakan bahwa semua dalil yang menyebutkan *keutamaan Malam Nishfu Sya'ban adalah hadits lemah.*

*Al-Hafidz Abu Syamah* mengatakan: _*"Al-Hafidz Abul Khithab bin Dihyah* (dalam kitabnya tentang bulan Sya'ban) mengatakan bahwa para Ulama ahli hadis dan kritik perawi mengatakan, *'Tidak terdapat satupun hadits shahih yang menyebutkan keutamaan Malam Nishfu Sya’ban'."*_ [Al Ba'its 'ala Inkaril Bida', hlm. 33]

*Syeikh Abdul Aziz bin Baz juga mengingkari adanya keutamaan bulan Sya'ban dan Nishfu Sya'ban.* Beliau mengatakan: _*"Terdapat beberapa hadits dhaif tentang keutamaan Malam Nishfu Sya'ban, yang tidak boleh dijadikan landasan. Adapun hadits yang menyebutkan keutamaan shalat di Malam Nishfu Sya'ban, semuanya statusnya PALSU, sebagaimana keterangan para Ulama (pakar hadis)."*_ [At-Tahdzir min Al Bida', hal. 11]

*▪ Pendapat Kedua, ada keutamaan khusus untuk malam nishfu Sya'ban.*

Pendapat ini berdasarkan hadits shahih dari *Abu Musa Al Asyari* _radhiallahu 'anhu,_ di mana *Nabi* _shallallahu 'alaihi wa sallam_ bersabda: _*"Sesungguhnya Allah melihat pada Malam pertengahan Sya'ban. Maka Dia mengampuni semua makhluknya, kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan."*_ [HR. Ibn Majah, At Thabrani, dan dinilai sahih Al Albani]

Setelah menyebutkan beberapa waktu yang utama, *Syeikhul Islam* mengatakan: _*"…Pendapat yang dipegangi mayoritas Ulama dan kebanyakan Ulama dalam mazhab Hambali adalah meyakini adanya keutamaan Malam Nishfu Sya'ban. Ini juga sesuai keterangan Imam Ahmad. Mengingat adanya banyak hadits yang terkait masalah ini, serta dibenarkan oleh berbagai riwayat dari para shahabat dan tabi'in..."*_ [Majmu' Fatawa, 23: 123]

*Ibnu Rajab* mengatakan: _*"Terkait Malam Nishfu Sya'ban, dulu para tabi'in penduduk Syam, seperti Khalid bin Ma'dan, Makhul, Luqman bin Amir, dan beberapa tabi'in lainnya, mereka memuliakannya dan bersungguh-sungguh dalam beribadah di Malam itu..."*_ [Lathaiful Ma'arif, hlm. 247]

*● KESIMPULAN:*
Dari keterangan di atas, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan:
```1. Nishfu Sya'ban termasuk Malam yang memiliki keutamaan. Hal ini berdasarkan hadits sebagaimana yang telah disebutkan. Meskipun sebagian Ulama menyebut hadits ini hadits yang dhaif, namun in syaa Allah yang lebih kuat adalah penilaiannya Syeikh Al Albani bahwa hadits tersebut statusnya shahih.

2. Tidak ditemukan satupun riwayat  yang menganjurkan amalan tertentu ketika Nishfu Sya'ban. Baik berupa puasa atau shalat. Hadits di atas hanya menunjukkan bahwa Allah mengampuni semua hambaNya di Malam nishfu Sya'ban, kecuali dua jenis manusia yang disebutkan.

3. Ulama berselisih pendapat tentang apakah dianjurkan menghidupkan Malam Nishfu Sya'ban dengan banyak beribadah. Sebagian Ulama menganjurkan, seperti sikap beberapa Ulama tabi'in yang bersungguh-sungguh dalam ibadah. Sebagian yang lain menganggap bahwa mengkhususkan Malam Nishfu Sya'ban untuk beribadah adalah bid’ah.

4. Ulama yang membolehkan memperbanyak amal di Malam nishfu Sya'ban, mereka menegaskan bahwa tidak boleh mengadakan acara khusus, atau ibadah tertentu, baik secara berjamaah maupun sendirian di Malam ini. Karena tidak ada amalan sunnah khusus di Malam nishfu Sya'ban. Sehingga, menurut pendapat ini, seseorang dibolehkan memperbanyak ibadah secara mutlak, apapun bentuk ibadahnya.```

*๐Ÿ”น AMALAN BID'AH DI BULAN SYA'BAN*

Ada banyak bid'ah yang digelar ketika bulan Sya'ban. Umumnya *kegiatan bid’ah ini didasari hadits-hadits dha'if yang banyak tersebar di masyarakat. Terutama terkait dengan amalan Nishfu Sya'ban.* Berikut adalah beberapa kegiatan bid'ah yang serinng dilakukan di bulan Sya'ban.

*▪ Pertama, shalat sunnah berjamaah atau mengadakan acara khusus di Malam Nishfu Sya'ban.*

Terdapat hadits shahih yang menyebutkan keutamaan Malam Nishfu Sya'ban. *Namun tidak ditemukan satupun hadits shahih yang menyebutkan amalan tertentu di bulan Sya'ban.* Oleh karena itu, *para Ulama menegaskan terlarangnya mengkhususkan Malam Nishfu Sya'ban untuk melaksanakan ibadah tertentu.*

*▪ Kedua, shalat Alfiyah.*

*Manusia pertama yang membuat bid'ah shalat Alfiyah di Malam Nishfu Sya'ban adalah seseorang yang bernama Ibn Abil Hamra',* yang berasal dari daerah Nablis, Palestina. Dia datang ke Baitul Maqdis pada tahun 448 H. Dia memiliki suara bacaan Al-Qur'an yang sangat merdu. Ketika Malam Nishfu Sya'ban, dia shalat dan diikuti oleh seseorang di belakangnya sebagai makmum. Kemudian makmum bertambah tiga, empat, hingga sampai selesai shalat jumlah mereka sudah menjadi jamaah yang sangat banyak.
Kemudian di tahun berikutnya, dia melaksanakan shalat yang sama bersama jamaah yang sangat banyak. Kemudian tersebar di berbagai masjid, hingga dilaksanakan di rumah-rumah, akhirnya jadilah seperti amalan sunnah. [At Tahdzir Minal Bida', karya At Turthusyi, hlm. 121 – 122]

Tata Caranya: Shalat ini dinamakan shalat alfiyah, karena dalam tata caranya terdapat bacaan surat Al Ikhlas sebanyak seribu kali. Di baca dalam seratus rakaat. Tiap rakaat membaca surat Al Ikhlas sebanyak 10 kali. [Al Bida' Al Hauliyah, hal. 149]

*Semua Ulama sepakat bahwa shalat Alfiyah hukumnya BID'AH.*

*▪ Ketiga, tradisi ruwahan-sadranan (selamatan bulan di Sya'ban).*

Tradisi ini banyak tersebar di daerah jawa. Terutama jawa tengah dan Yogyakarta. Mereka menjadikan bulan ini sebagai bulan khusus untuk berziarah kubur dan melakukan selamatan untuk masyarakat kampung. *Pada hakikatnya tradisi ini merupakan warisan agama hindu, animisme, dinamisme. Sehingga bisa kita tegaskan hukumnya terlarang, karena kita dilarang untuk melestarikan adat orang kafir.*

ูˆุงู„ู„ู‡ ุฃุนู„ู…… ูˆุจุงู„ู„ู‡ ุงู„ุชูˆููŠู‚ ูˆุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ู‰ ู†ุจูŠู†ุง ู…ุญู…ุฏ ูˆุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ูˆุณู„ู…


•═════▪◎❅◎▪═════•
๐Ÿ–ฅ *Diringkas dari:* https://yufidia.com/2573-bulan-syaban.html

 *๐Ÿ“________✒๐Ÿ–Š*
*Penulis: Ustadz Ammi Nur Baits*
•═════▪◎❅◎▪═════•

Tidak ada komentar:

Posting Komentar